KataIbnu Juraij, dan telah mengabarkan kepadaku Abdah bahwasanya Warrad mengabarinya dengan hadits ini, selanjutnya dikemudian hari kami mengutusnya ke Mu'awiyah dan aku mendengarnya ia memerintahkan manusia dengan bacaan itu. "Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rizki yang terbaik." (QS. Saba'/34
Skip to content HomeLandasan AgamaFikih dan MuamalahNasihat HatiNasihat UlamaSejarah IslamHomeLandasan AgamaFikih dan MuamalahNasihat HatiNasihat UlamaSejarah IslamHomeLandasan AgamaFikih dan MuamalahNasihat HatiNasihat UlamaSejarah Islam MAKSIAT ITU MENGHALANGI DATANGNYA ILMU, TERMASUK DALAM HAL MENGHAFAL ALQURAN Home/Landasan Agama/MAKSIAT ITU MENGHALANGI DATANGNYA ILMU, TERMASUK DALAM HAL MENGHAFAL ALQURAN MAKSIAT ITU MENGHALANGI DATANGNYA ILMU, TERMASUK DALAM HAL MENGHAFAL ALQURAN Nasihat_Ulama MAKSIAT ITU MENGHALANGI DATANGNYA ILMU, TERMASUK DALAM HAL MENGHAFAL ALQURAN Gara-gara tak sengaja, iseng atau memang sengaja melihat gambar wanita telanjang, hafalan Alquran bisa hilang. Yang diherankan, ada yang diketahui suka baca Alquran, bahkan suaranya merdu, namun sayangnya sukanya nonton โ€œfilm gituanโ€. Ternyata ketika ditelusuri, hafalan Alqurannya saat dites sering โ€œtersendat-sendatโ€. Itu lantaran pandangan matanya tak bisa dijaga dari maksiat. Memang benar, Alquran akan sulit melekat pada ahli maksiat. Imam Syafiโ€™i rahimahullah berkata ุดูŽูƒูŽูˆู’ุชู ุฅูู„ูŽู‰ ูˆูŽูƒููŠู’ุนู ุณููˆู’ุกูŽ ุญููู’ุธููŠ โ€ฆ ููŽุฃูŽุฑู’ุดูŽุฏูŽู†ููŠ ุฅูู„ูŽู‰ ุชูŽุฑู’ูƒู ุงู„ู…ุนูŽุงุตููŠ ูˆูŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุงูุนู’ู„ูŽู…ู’ ุจูุฃูŽู†ู‘ูŽ ุงู„ุนูู„ู’ู…ูŽ ููŽุถู’ู„ูŒ โ€ฆ ูˆูŽููŽุถู’ู„ู ุงู„ู„ู‡ู ู„ุงูŽูŠูุคู’ุชูŽุงู‡ู ุนูŽุงุตู โ€œAku pernah mengadukan kepada Wakiโ€™ tentang jeleknya hafalanku. Lalu beliau mengarahkanku untuk meninggalkan maksiat. Beliau memberitahukan padaku bahwa ilmu adalah karunia. Karunia Allah tidaklah mungkin diberikan pada ahli maksiat.โ€ Ad-Daaโ€™ wa Ad-Dawaaโ€™, hlm. 84 Apa yang disebutkan di atas dalam bait syair menunjukkan, bahwa maksiat itu menghalangi datangnya ilmu, termasuk dalam hal menghafal Alquran. Ketika hati kita berbuat maksiat, adalah seperti disebutkan dalam ayat berikut ini ูƒูŽู„ู‘ูŽุง ุจูŽู„ู’ ุฑูŽุงู†ูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ู‚ูู„ููˆุจูู‡ูู…ู’ ู…ูŽุง ูƒูŽุงู†ููˆุง ูŠูŽูƒู’ุณูุจููˆู†ูŽ โ€œSekali-kali tidak demikian. Sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.โ€ QS. Al-Muthaffifin 14. Walau memang istilah dalam ayat adalah untuk orang kafir. Karena ada tiga istilah yang menerangkan tentang hati Ar-rain, keadaan hati orang kafir. Al-ghaim, keadaan hati Abrar wali Allah pertengahan. Al-ghain, keadaan hati Muqarrabin wali Allah terdepan. Tafsir Alquran Al-Azhim, 7 511 Namun keadaan hati yang bermaksiat tetap makin gelap, seperti diterangkan pula dalam hadis berikut ุนูŽู†ู’ ุฃูŽุจูู‰ ู‡ูุฑูŽูŠู’ุฑูŽุฉูŽ ุนูŽู†ู’ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู -ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…- ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู’ุนูŽุจู’ุฏูŽ ุฅูุฐูŽุง ุฃูŽุฎู’ุทูŽุฃูŽ ุฎูŽุทููŠุฆูŽุฉู‹ ู†ููƒูุชูŽุชู’ ููู‰ ู‚ูŽู„ู’ุจูู‡ู ู†ููƒู’ุชูŽุฉูŒ ุณูŽูˆู’ุฏูŽุงุกู ููŽุฅูุฐูŽุง ู‡ููˆูŽ ู†ูŽุฒูŽุนูŽ ูˆูŽุงุณู’ุชูŽุบู’ููŽุฑูŽ ูˆูŽุชูŽุงุจูŽ ุณูู‚ูู„ูŽ ู‚ูŽู„ู’ุจูู‡ู ูˆูŽุฅูู†ู’ ุนูŽุงุฏูŽ ุฒููŠุฏูŽ ูููŠู‡ูŽุง ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ุชูŽุนู’ู„ููˆูŽ ู‚ูŽู„ู’ุจูŽู‡ู ูˆูŽู‡ููˆูŽ ุงู„ุฑู‘ูŽุงู†ู ุงู„ู‘ูŽุฐูู‰ ุฐูŽูƒูŽุฑูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ูƒูŽู„ุงู‘ูŽ ุจูŽู„ู’ ุฑูŽุงู†ูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ู‚ูู„ููˆุจูู‡ูู…ู’ ู…ูŽุง ูƒูŽุงู†ููˆุง ูŠูŽูƒู’ุณูุจููˆู†ูŽ Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, dari Rasulullah ๏ทบ, beliau bersabda โ€œSeorang hamba apabila melakukan suatu kesalahan, maka dititikkan dalam hatinya sebuah titik hitam. Apabila ia meninggalkannya dan meminta ampun serta bertaubat, hatinya dibersihkan. Apabila ia kembali berbuat maksiat, maka ditambahkan titik hitam tersebut, hingga menutupi hatinya. Itulah yang diistilahkan โ€œAr Raanโ€ yang Allah sebutkan dalam firman-Nya yang artinya Sekali-kali tidak demikian. Sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati merekaโ€™.โ€ HR. Tirmidzi, no. 3334; Ibnu Majah, no. 4244; Ibnu Hibban, 7 27; Ahmad 2 297. Imam Tirmidzi mengatakan bahwa hadis ini Hasan Shahih. Al-Hafizh Abu Thahir menyatakan bahwa hadis ini Hasan. Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah mengatakan โ€œYang dimaksudkan dalam ayat tersebut adalah dosa di atas tumpukan dosa, sehingga bisa membuat hati itu gelap, dan lama kelamaan pun mati.โ€ Demikian pula yang dikatakan oleh Mujahid, Qatadah, Ibnu Zaid dan selainnya. Tafsir Alquran Al-Azhim, 7 512 Ibnu Taimiyah rahimahullah menyebutkan perkataan Hudzaifah dalam fatawanya. Hudzaifah berkata โ€œIman membuat hati nampak putih bersih. Jika seorang hamba bertambah imannya, hatinya akan semakin putih. Jika kalian membelah hati orang beriman, kalian akan melihatnya putih bercahaya. Sedangkan kemunafikan membuat hati tampak hitam kelam. Jika seorang hamba bertambah kemunafikannya, hatinya pun akan semakin gelap. Jika kalian membelah hati orang munafik, maka kalian akan melihatnya hitam mencekam.โ€ Majmuโ€™ Al-Fatawa, 15 283 Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah mengatakan โ€œJika dosa semakin bertambah, maka itu akan menutupi hati pemiliknya. Sebagaimana sebagian salaf mengatakan mengenai surat Al Muthoffifin ayat 14 โ€œYang dimaksud adalah dosa yang menumpuk di atas dosa.โ€ Ad-Daaโ€™ wa Ad-Dawaaโ€™, hlm. 93 Kata Al-Hasan Al-Bashri pula โ€œItu adalah dosa yang menumpuk di atas dosa, sehingga membuat hati menjadi kelam.โ€ Ad-Daaโ€™ wa Ad-Dawaaโ€™, hlm. 93 Semoga kita tidak menjadi orang yang dijauhkan dari Alquran, gara-gara kelamnya maksiat yang menutupi hati. Referensi Ad-Daaโ€™ wa Ad-Dawaaโ€™. Cetakan kedua, tahun 1430 H. Ibnu Qayyim Al-Jauziyah. Tahqiq Syaikh Ali bin Hasan Al-Halabi. Penerbit Dar Ibnul Jauzi. Tafsir Alquran Al-Azhim. Cetakan pertama, tahun 1431 H. Ibnu Katsir. Tahqiq Abu Ishaq Al-Huwaini. Penerbit Dar Ibnul Jauzi. Penulis Muhammad Abduh Tuasikal Sumber Related Posts
Berikutdelapan dampak perbuatan maksiat dalam kehidupan. Pertama, perbuatan maksiat mendatangkan murka Allah SWT. Dalam sebuah hadis qudsi Allah SWT berfirman, "Aku Allah tidak ada Tuhan selain Aku. Jika Aku ditaati, Aku Rido, dan jika Aku rido, maka Aku memberi berkah, dan keberkahan-Ku tidak ada akhirnya. Tapi jika manusia maksiat kepada
ุจูุณู’ู…ู ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุงู„ุฑูŽู‘ุญู’ู…ูŽู†ู ุงู„ุฑูŽู‘ุญููŠู…ู Allah azza wa jalla berfirman, ูˆูŽุงุชู‘ูŽู‚ููˆุง ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ูˆูŽูŠูุนูŽู„ู‘ูู…ููƒูู…ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู โ€œDan bertakwalah kepada Allah; dan Allah akan mengajarimu.โ€ [Al-Baqoroh 282] Allah azza wa jalla juga berfirman, ูŠูŽุงุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ุขู…ูŽู†ููˆุง ุฅูู†ู’ ุชูŽุชู‘ูŽู‚ููˆุง ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ูŠูŽุฌู’ุนูŽู„ู’ ู„ูŽูƒูู…ู’ ููุฑู’ู‚ูŽุงู†ู‹ุง ูˆูŽูŠููƒูŽูู‘ูุฑู’ ุนูŽู†ู’ูƒูู…ู’ ุณูŽูŠู‘ูุฆูŽุงุชููƒูู…ู’ ูˆูŽูŠูŽุบู’ููุฑู’ ู„ูŽูƒูู…ู’ ูˆูŽุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุฐููˆ ุงู„ู’ููŽุถู’ู„ู ุงู„ู’ุนูŽุธููŠู…ู โ€œWahai orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqaan ilmu untuk membedakan antara kebenaran dan kebatilan, menghapuskan kesalahan-kesalahanmu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.โ€ [Al-Anfal 29] Al-Imam Al-Mufassir As-Saโ€™di rahimahullah berkata, ูˆุงุณุชุฏู„ ุจู‚ูˆู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ {ูˆูŽุงุชู‘ูŽู‚ููˆุง ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ูˆูŽูŠูุนูŽู„ู‘ูู…ููƒูู…ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู} ุฃู† ุชู‚ูˆู‰ ุงู„ู„ู‡ุŒ ูˆุณูŠู„ุฉ ุฅู„ู‰ ุญุตูˆู„ ุงู„ุนู„ู…ุŒ ูˆุฃูˆุถุญ ู…ู† ู‡ุฐุง ู‚ูˆู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ {ูŠูŽุง ุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ุขู…ูŽู†ููˆุง ุฅูู†ู’ ุชูŽุชู‘ูŽู‚ููˆุง ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ูŠูŽุฌู’ุนูŽู„ู’ ู„ูŽูƒูู…ู’ ููุฑู’ู‚ูŽุงู†ู‹ุง} ุฃูŠ ุนู„ู…ุง ุชูุฑู‚ูˆู† ุจู‡ ุจูŠู† ุงู„ุญู‚ุงุฆู‚ุŒ ูˆุงู„ุญู‚ ูˆุงู„ุจุงุทู„ โ€œFirman Allah taโ€™ala, Dan bertakwalah kepada Allah; dan Allah akan mengajarimu.โ€™ Al-Baqorah 282 Dapat dijadikan dalil bahwa takwa kepada Allah adalah sarana untuk menggapai ilmu agama. Namun yang lebih jelas sisi pendalilannya adalah firman Allah taโ€™ala, Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqaan.โ€™ Al-Anfal 29 Maknanya adalah Allah akan memberikan ilmu agama yang dengannya kalian dapat โ€“ Mengenal hakikat. โ€“ Membedakan antara kebenaran dan kebatilan.โ€ [Tafsir As-Saโ€™di, hal. 105] Asy-Syaikh Al-Allamah Ibnul Utsaimin rahimahullah berkata, ูŠูŽุฌู’ุนูŽู„ู’ ู„ูŽูƒูู…ู’ ููุฑู’ู‚ูŽุงู†ู‹ุง; ุฃูŠ ูŠุฌุนู„ ู„ูƒู… ู…ุง ุชูุฑู‚ูˆู† ุจู‡ ุจูŠู† ุงู„ุญู‚ ูˆุงู„ุจุงุทู„ุŒ ูˆุจูŠู† ุงู„ุถุงุฑ ูˆุงู„ู†ุงูุนุŒ ูˆู‡ุฐุง ูŠุฏุฎู„ ููŠู‡ ุงู„ุนู„ู… ุจุญูŠุซ ูŠูุชุญ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ู‰ ุงู„ุฅู†ุณุงู† ู…ู† ุงู„ุนู„ูˆู… ู…ุง ู„ุง ูŠูุชุญ ู„ุบูŠุฑู‡ุŒ ูุฅู† ุงู„ุชู‚ูˆู‰ ูŠุญุตู„ ุจู‡ุง ุฒูŠุงุฏุฉ ุงู„ู‡ุฏู‰ุŒ ูˆุฒูŠุงุฏุฉ ุงู„ุนู„ู…ุŒ ูˆุฒูŠุงุฏุฉ ุงู„ุญูุธุŒ ูˆู„ู‡ุฐุง ูŠุฐูƒุฑ ุนู† ุงู„ุดุงูุนูŠ ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุฃู†ู‡ ู‚ุงู„ ุดูƒูˆุช ุฅู„ู‰ ูˆูƒูŠุน ุณูˆุก ุญูุธูŠ โ€ฆ ูุฃุฑุดุฏู†ูŠ ุฅู„ู‰ ุชุฑูƒ ุงู„ู…ุนุงุตูŠ ูˆู‚ุงู„ ุงุนู„ู… ุจุฃู† ุงู„ุนู„ู… ู†ูˆุฑ โ€ฆ ูˆู†ูˆุฑ ุงู„ู„ู‡ ู„ุง ูŠุคุชุงู‡ ุนุงุตูŠ ูˆู„ุง ุดูƒ ุฃู† ุงู„ุฅู†ุณุงู† ูƒู„ู…ุง ุงุฒุฏุงุฏ ุนู„ู…ู‹ุง ุงุฒุฏุงุฏ ู…ุนุฑูุฉ ูˆูุฑู‚ุงู†ู‹ุง ุจูŠู† ุงู„ุญู‚ ูˆุงู„ุจุงุทู„ุŒ ูˆุงู„ุถุงุฑ ูˆุงู„ู†ุงูุนุŒ ูˆูƒุฐู„ูƒ ูŠุฏุฎู„ ููŠู‡ ู…ุง ูŠูุชุญ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ู‰ ุงู„ุฅู†ุณุงู† ู…ู† ุงู„ูู‡ู…ุ› ู„ุฃู† ุงู„ุชู‚ูˆู‰ ุณุจุจ ู„ู‚ูˆุฉ ุงู„ูู‡ู…ุŒ ูˆู‚ูˆุฉ ูŠุญุตู„ ุจู‡ุง ุฒูŠุงุฏุฉ ุงู„ุนู„ู… โ€œFirman Allah taโ€™ala, Niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqaan.โ€™ Al-Anfal 29 Artinya kalian dapat membedakan โ€“ Antara kebenaran dan kebatilan. โ€“ Antara yang berbahaya dan yang bermanfaat. Maka ilmu agama termasuk dalam makna ayat ini, yaitu Allah taโ€™ala akan menganugerahkan ilmu-ilmu kepada orang yang bertakwa, yang tidak Allah berikan kepada orang yang tidak bertakwa. Karena sesungguhnya dengan takwa seseorang akan meraih โ€“ Tambahan petunjuk. โ€“ Tambahan ilmu. โ€“ Tambahan hapalan. Oleh karena itu disebutkan dari Al-Imam Asy-Syafiโ€™i rahimahullah, bahwa beliau berkata, ุดูƒูˆุช ุฅู„ู‰ ูˆูƒูŠุน ุณูˆุก ุญูุธูŠ โ€ฆ ูุฃุฑุดุฏู†ูŠ ุฅู„ู‰ ุชุฑูƒ ุงู„ู…ุนุงุตูŠ ูˆู‚ุงู„ ุงุนู„ู… ุจุฃู† ุงู„ุนู„ู… ู†ูˆุฑ โ€ฆ ูˆู†ูˆุฑ ุงู„ู„ู‡ ู„ุง ูŠุคุชุงู‡ ุนุงุตูŠ Aku pernah mengadukan kepada guruku; Wakiโ€™ akan buruknya hapalanku, maka beliau membimbingku untuk meninggalkan maksiat, dan beliau mengabarkan kepadaku bahwa ilmu itu adalah cahaya, dan cahaya Allah tidak akan diberikan kepada orang yang bermaksiat.โ€™ Dan tidak diragukan lagi bahwa setiap kali bertambah ilmu seseorang maka bertambah pula kemampuannya mengenal dan membedakan antara kebenaran dan kebatilan. Demikian pula termasuk dalam makna furqaan adalah pemahaman yang Allah bukakan untuk orang yang bertakwa, karena takwa adalah sebab kuatnya pemahaman, dan kekuatan yang dengannya akan menghasilkan tambahan ilmu.โ€ [Kitabul Ilm, hal. 44] Ketika Al-Imam Malik rahimahullah melihat kecerdasan muridnya; Asy-Syafiโ€™i muda yang luar biasa, maka Al-Imam Malik berkata kepada Al-Imam Asy-Syafiโ€™i rahimahumallah, ุฅูู†ู‘ููŠ ุฃูŽุฑูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ู‚ูŽุฏู’ ุฃูŽู„ู’ู‚ูŽู‰ ุนูŽู„ูŽู‰ ู‚ูŽู„ู’ุจููƒูŽ ู†ููˆุฑู‹ุงุŒ ููŽู„ูŽุง ุชูุทู’ููุฆู’ู‡ู ุจูุธูู„ู’ู…ูŽุฉู ุงู„ู’ู…ูŽุนู’ุตููŠูŽุฉู โ€œSesungguhnya aku melihat tanda Allah subhanahu wa taโ€™ala telah menganugerahkan cahaya ilmu di hatimu, maka janganlah engkau padamkan cahaya tersebut dengan kegelapan maksiat.โ€ [Al-Jawaabul Kaafi, hal. 52] Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, ู…ู† ุงู„ุฐู†ูˆุจ ู…ุง ูŠูƒูˆู† ุณุจุจุง ู„ุฎูุงุก ุงู„ุนู„ู… ุงู„ู†ุงูุน ุฃูˆ ุจุนุถู‡ ุจู„ ูŠูƒูˆู† ุณุจุจุง ู„ู†ุณูŠุงู† ู…ุง ุนูู„ู… โ€œDiantara dosa-dosa, ada yang dapat menjadi sebab yang menghalangi ilmu yang bermanfaat atau sebagiannya, bahkan dapat menjadi sebab terlupanya ilmu yang sudah diketahui.โ€ [Majmuโ€™ Al-Fatawa, 14/160] Al-Allaamah Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata, ููŽุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู’ุนูู„ู’ู…ูŽ ู†ููˆุฑูŒ ูŠูŽู‚ู’ุฐูููู‡ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ูููŠ ุงู„ู’ู‚ูŽู„ู’ุจูุŒ ูˆูŽุงู„ู’ู…ูŽุนู’ุตููŠูŽุฉู ุชูุทู’ููุฆู ุฐูŽู„ููƒูŽ ุงู„ู†ู‘ููˆุฑูŽ โ€œSesungguhnya ilmu agama adalah cahaya yang Allah curahkan di hati seorang hamba, dan maksiat mematikan cahaya tersebut.โ€ [Al-Jawaabul Kaafi, hal. 52] ูˆุจุงู„ู„ู‡ ุงู„ุชูˆููŠู‚ ูˆุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ู‰ ู†ุจูŠู†ุง ู…ุญู…ุฏ ูˆุขู„ู‡ ูˆุตุญุจู‡ ูˆุณู„ู… GABUNG TELEGRAM DAN GROUP WA TAโ€™AWUN DAKWAH & BIMBINGAN ISLAM Pembina Ustadz Sofyan Chalid bin Idham Ruray, Lc hafizhahullah Channel Telegram taawundakwah kajian_assunnah kitab_tauhid videokitabtauhid kaidahtauhid akhlak_muslim Gabung WAG Ketik Daftar Kirim ke Atau Medsos dan Website Facebook Instagram Website Yuk_share agar menjadi amalan yang terus mengalir insya Allah. Rasulullah shallallaahuโ€™alaihi wa sallam bersabda, ู…ูŽู†ู’ ุฏูŽู„ู‘ูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุฎูŽูŠู’ุฑู ููŽู„ูŽู‡ู ู…ูุซู’ู„ู ุฃูŽุฌู’ุฑู ููŽุงุนูู„ูู‡ู โ€œBarangsiapa menunjukkan satu kebaikan maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengamalkannya.โ€ [HR. Muslim dari Abu Masโ€™ud Al-Anshori radhiyallaahuโ€™anhu] Jazaakumullaahu khayron wa baaroka fiykum.
Segalapuji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya. Setiap hari tidak bosan-bosannya kita melakukan maksiat. Aurat terus diumbar, tanpa pernah sadar untuk mengenakan jilbab dan menutup aurat yang sempurna. Shalat 5 waktu yang sudah diketahui wajibnya seringkali ditinggalkan tanpa pernah ada rasa bersalah. Padahal meninggalkannya
Secara umum bisa dikatakan bahwa agama hanya terdiri dari dua hal; melakukan perintah dan menjauhi larangan. Yang pertama sering juga disebut sebagai perilaku taat pada Allah, sedangkan yang kedua bisa disebut sebagai menjauhi maksiat pada Allah. Jika direnungkan, alat yang dilakukan oleh seorang manusia untuk melakukan dua hal tersebut adalah sama yaitu anggota tubuh. Semula Allah menciptakan tubuh manusia sebagai nikmat untuk mereka nikmati dan amanah untuk mereka jaga. Jika dihubungkan dengan firman Allah Adz-Dzaariyaat ayat 56, โ€œDan Aku ciptakan jin dan manusia hanya untuk beribadah kepadaku", maka Allah ciptakan anggota tubuh untuk manusia sebagai alat mereka beribadah pada Allah. Jika manusia melakukan sebaliknya, tidak beribadah pada Allah atau malah bermaksiat menentang Allah, maka mereka bisa dikatakan tidak tahu diri, mengkhianati amanah Allah. Seorang ulama bahkan mengatakan bahwa itu adalah kekufuran terbesar terhadap nikmat ini, menarik ungkapan Imam Al Ghazali, โ€œAl-muhajir man hajar al-suโ€™ wal mujahid man jahad hawahโ€ yang bermakna seorang dikatakan melakukan hijrah ketika dia beranjak menjauh dari sebuah hal buruk, dan ia dikatakan sebagai seorang yang jihad ketika memerangi hawa nafsunya. Dengan kata lain, orang yang melakukan ketaatan pada Allah sudah layak disebut sebagai seorang yang jihad, dan orang yang menjauhi maksiat sesungguhnya telah berhijrah. Ungkapan beliau ini menjadi lebih penting jika didudukkan pada konteks sekarang ini ketika hijrah sudah diredefinisi oleh kalangan radikalis menjadi jihad fisik menuju penampilan, baik pakaian dan tubuh, ala Arab yang mereka pahami sebagai ala Islam. Masih berkaitan dengan tubuh, dijelaskan dalam kitab Bidayah al Hidayah bahwa tujuh anggota tubuh berikut adalah titik paling rawan untuk bergeser dari ketaatan menjadi kemaksiatan yaitu mata, telinga, lisan, perut, farji, tangan, dan kaki. Sebuah ungkapan teologis terkait ini pernah disampaikan, bahwa jahanam memiliki tujuh pintu, yang akan dimasuki oleh orang-orang yang bermaksiat dengan tujuh anggota tubuh membantu kita untuk melihat bahkan dalam gelap, memudahkan kita memenuhi kebutuhan, dan menyaksikan keajaiban-keajaiban alam yang menunjukkan kuasa Allah. Adalah sangat mungkin manusia diciptakan memiliki mata untuk setidaknya tujuan-tujuan tersebut. Namun banyak juga manusia yang melihat sesuatu yang membangkitkan syahwat mereka, yang kemudian membuat mereka lupa dan lalai beribadah pada Allah. Mereka juga seringkali melihat aib orang lain, bahkan memperlihatkannya pada publik. Ulama bahkan mencatat sebuah peringatan agar kita tidak melihat makhluk Allah, terutama manusia terlebih lagi sesama Muslim, dengan pandangan yang merendahkan. Jika kita melakukan yang demikian, kita sama saja sedang menaikkan diri kita, sehingga bisa memandang rendah pada yang lain sehingga kita telah termasuk golongan orang yang sombong. Padahal, sebagaimana yang sering dikatakan dalam diskusi tasawuf, yang berhak untuk sombong hanyalah Allah. Ini tentu berbeda dalam nilai dengan praktik-praktik keberagamaan yang berkembang akhir-akhir ini. Umat beragama bukan hanya merendahkan umat beragama lain, namun juga menyalahkan dan menzalimi mereka. Andai saja catatan peringatan ulama ini mereka dengar dan amalkan, mungkin kerusakan dan kekerasan yang tidak perlu itu tidak akan ada. Celakanya, mereka juga menamakan diri sebagai ulama. Jika seseorang bisa memilih, akal sehatnya akan menuntunnya memilih ulama yang menuntun pada kedamaian, bukannya kekerasan dan perilaku yang bisa kita gunakan untuk mendengarkan gunjingan, perkataan buruk, atau gosip-gosip yang berisi keburukan orang lain. Telinga juga bisa kita gunakan untuk mendengarkan kalam Allah, hadits nabi, hikmah dan kebijaksanaan hidup dari para wali, atau ilmu yang bermanfaat dari para ulama. Sebelum dijelaskan lebih jauh, penting kiranya untuk disoroti kriteria ilmu bermanfaat yang patut untuk didengarkan. Ilmu yang bermanfaat bisa dimaknai sebagai ilmu yang menambah kesadaran diri akan posisi dan status kita terhadap Allah, dan di waktu yang sama mengurangi ketergantungan kita pada dunia. Keputusan untuk memilih merugi dengan melakukan hal-hal buruk tadi, atau beruntung dengan melakukan hal-hal ibadah, ada di tangan manusia. Yang perlu digarisbawahi agar tidak disalahpahami adalah bahwa dalam terjadinya sebuah hal buruk, pergunjingan misalnya, sang penutur dan pendengar mendapatkan dosa yang sama. Ini sebagaimana disabdakan oleh Nabi โ€œInna al-mustamiโ€™ syarik al-qaโ€™il, wa huwa ahad al-mughtabaynโ€, yang artinya si pendengar adalah partner bagi si penutur, jadi keduanya disebut sebagai pelaku sering disebut sebagai alat yang paling mudah menyebabkan tergelincirnya seseorang ke jurang neraka. Lisan yang sebenarnya diciptakan agar manusia bisa melantunkan kalam Allah, memperbanyak dzikir pada Allah, saling mengingatkan tentang kebaikan dengan siapapun, atau hanya sekedar mengungkapkan kebutuhan terkait kehidupan, sangat mungkin mengeluarkan satu kalimat yang nantinya menjadi tiket utama dijatuhkannya manusia ke neraka dalam lapisannya yang terbawah. Sebuah hadis menegaskan โ€œInna al-rajul layatakallam bi al-kalima fa yahwi biha fi jahannam sabโ€™in kharifโ€ yang artinya sungguh seseorang bisa mengatakan satu kalimat saja yang bisa menjadi sebab tergelincirnya ia ke neraka jahanam. Seorang sahabat pernah menyaksikan sahabat lain meninggal dalam sebuah peperangan, lalu berkata โ€œia akan dirindukan oleh surgaโ€. Mendengar ungkapan ini, Nabi kemudian memberikan respon โ€œkalian hanya tidak tahu, selama hidup ia mengatakan sesuatu yang tidak berguna bagi dirinya, dan pelit, enggan memberikan sesuatu yang sebenarnya juga tidak akan membuatnya kayaโ€.Sebegitu pentingnya lisan, ulama menjelaskan ada delapan hal yang bisa menjadikan lisan senjata yang membunuh manusia yaitu berbohong, bersumpah palsu, menggunjing, memojokkan dengan mencecar, menyucikan membanggakan diri, melaknat, berdoa buruk pada makhluk, dan bercanda. Kita seringkali berbohong baik ketika bercanda atau tidak. Ulama memberikan peringatan untuk tidak membiasakan berbohong walaupun ketika bercanda, karena itu akan merembet pada perkataan-perkataan di luar candaan. Ini tentu tidak baik, dan memiliki implikasi buruk yang besar. Dalam ilmu hadits, orang yang menggunakan kebohongan walaupun ketika bercanda, tidak layak diberi status tsiqah konsisten.Sumpah palsu bisa digolongkan sebagai salah satu tanda kemunafikan. Ini bisa dimaknai di luar makna leksikalnya sebagai sumpah yang tidak ditunaikan. Kita bisa memahaminya sebagai perbuatan yang tidak sesuai dengan ucapan. Jika harus memilih, bukankah lebih baik berperilaku taat tanpa berucap tentangnya, daripada berucap tanpa berbuat? Menggunjing perlu dimaknai dengan lebih hati-hati. Jika seseorang mengungkapkan sesuatu terkait orang lain, dan orang lain tersebut merasa tidak nyaman karenanya, maka itu termasuk menggunjing dan menzalimi. Bahkan jika sesuatu itu tidak sesuai dengan kenyataan, orang itu bukan lagi menggunjing, namun melakukan fitnah. Allah telah memberikan perumpamaan terhadap hal ini dengan salah satu perumpamaan yang paling buruk, yaitu memakan daging kawan sendiri. Dalam sebuah hadis juga dijelaskan siapapun yang berusaha menjaga agar aib saudaranya tidak terlihat oleh orang lain, Allah akan melakukan hal yang sama padanya. Jika ia melakukan sebaliknya, Allah akan membalas baik di dunia maupun di akhirat. Ulama telah memberikan narasi yang baik tentang ini. Jika kita mengetahui orang lain melakuan kesalahan, lalu kita berkata โ€œSaya merasa tidak nyaman dengan itu, semoga Allah menjadikannya sadar,โ€ kita telah melakukan dua kekeliruan sekaligus; menggunjing dengan mengatakan hal buruk orang lain, dalam hal ini kesalahan, dan menyucikan diri dengan menganggap diri lebih baik karena tidak melakukan kesalahan tersebut. Dalam kasus ini, ulama telah memberikan wejangan agar melafalkan doa tersebut dalam hati sirri, karena jika memang kita bersimpati pada orang itu, kita tidak akan mengungkapkan keburukan orang itu pada orang lain. Seharusnya kita disibukkan dengan introspeksi diri. Jika kita melihat diri kita kemudian tidak menemukan aib baik yang terkait dengan agama ataupun dunia, maka kita sedang mengalami kebodohan yang paling merugikan. Muhammad Nur Hayid

Monday 13 Rajab 1443 / 14 February 2022. Menu. HOME; RAMADHAN Kabar Ramadhan; Puasa Nabi; Tips Puasa

Ilmu adalah cahaya dan cahaya Allah tidak akan diberikan kepada pelaku maksiat. Islam merupakan agama yang sangat menjunjung tinggi ilmu, mendorong pemeluknya untuk menuntut ilmu, mengamalkan ilmu, dan sangat menghormati para guru. ilmu pengetahuan adalah sesutau yang wajib dimiliki, karena tidak akan mungkin seseorang mampu melakukan ibadah yang merupakan tujuan diciptakannya manusia oleh Allah Taโ€™ala, tanpa didasari ilmu. Minimal, ilmu pengetahuan yang akan memberikan kemampuan kepada dirinya, untuk berusaha agar ibadah yang dilakukan tetap berada dalam aturan-aturan yang telah ditentukan. Dalam agama, ilmu pengetahuan, adalah kunci menuju keselamatan dan kebahagiaan akhirat selama-lamanya. Ilmu Adalah Cahaya Ilmu adalah cahaya yang dimasukkan oleh Allah Taโ€™ala ke dalam hati seorang hamba, sedangkan maksiat akan mematikan cahaya tersebut. Ketika Imam Asy-Syaiii duduk berguru di hadapan Imam Malik dengan โ€œmembacakanโ€ kitab kepadanya maka, Imam Malik terkagum oleh kecepatan hafalannya, kecerdasannya yang sangat cemerlang, dan pemahamannya yang sempurna. Beliau kemudian berkata kepadanya, โ€œSungguh aku melihat bahwa Allah Taโ€™ala telah memberikan cahaya kepadamu, maka jangan padamkan cahaya itu dengan gelapnya kemaksiatan.โ€ Baca juga Buah Dosa Dikeesokan Hari Sudah tidak asing lagi ditelingga kita perkataan Imam Syafiโ€™i yang berbunyi, โ€œAku pernah mengadukan kepada Wakiโ€™ tentang jeleknya hafalanku. Lalu beliau menunjukiku untuk meninggalkan maksiat. Beliau memberitahukan padaku bahwa ilmu adalah cahaya dan cahaya Allah tidaklah mungkin diberikan pada ahli maksiat.โ€ Iโ€™anatuth Tholibin, 2 190 Saudaraku, hafalan Imam Syafiโ€™i sungguh amat luar biasa. Diumur 7 tahun sudah hafal Al-Quran dan diumur 10 tahun sudah hafal kitab Al-Muwathoโ€™ karangan Imam Malik. Dan diumur 15 tahun sudah menjadi mufti Thorh At Tatsrib, 1 95-96 Namun, suatu hari Imam Syafiโ€™i pernah mengadukan kepada gurunya atas sulitnya mengulang hafalannya. Si guru menegurnya, โ€œEngkau pasti pernah melakukan suatu dosa. Cobalah engkau merenungkan kembali!โ€ Imam Syafiโ€™i pun merenung, ia merenungkan keadaan dirinya, โ€œApa yah dosa yang kira-kira telah kuperbuat?โ€ Beliau pun teringat bahwa pernah suatu saat beliau melihat seorang wanita tanpa sengaja yang sedang menaiki kendaraannya, lantas tersingkap pahanya -ada pula yang mengatakan yang terlihat adalah mata kakinya- Lantas setelah itu beliau memalingkan wajahnya. Terlena Dalam Lubang Kemaksiatan Saudaraku, hafalan beliau bisa terganggu karena ketidak-sengajaan. Itu pun sudah mempengaruhi hafalan beliau. Bagaimana dengan kita yang keseharian tidak bisa lepas dengan barbagai aurat wanita. Seperti rambut, betis, leher, bahkan bagian lutut keatas. Di zaman Imam Syafiโ€™i aurat tersebut tersingkap secara tidak sengaja. Namun, hari ini aurat diumbar dan diperlihatkan di mana-mana. Bahkan lebih parahnya, banyak model yang dengan bangga menontonkan aurat mereka. Sungguh, kita memang benar-benar telah terlena dengan maksiat. Lantas maksiat tersebut menutupi hati kita sehingga kita pun sulit melakukan ketaatan, malas untuk beribadah, juga sulit dalam hafalan Al Qurโ€™an dan hafalan ilmu lainnya. Maka benarlah firman Allah Taโ€™ala yang berbunyi, ูƒูŽู„ู‘ูŽุง ุจูŽู„ู’ ุฑูŽุงู†ูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ู‚ูู„ููˆุจูู‡ูู…ู’ ู…ูŽุง ูƒูŽุงู†ููˆุง ูŠูŽูƒู’ุณูุจููˆู†ูŽ โ€œSekali-kali tidak demikian, sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.โ€ QS. Al Muthoffifin 14. Al Hasan Al Bashri rahimahullah berkata, โ€œYang dimaksudkan dalam ayat tersebut adalah dosa di atas tumpukan dosa sehingga bisa membuat hati itu gelap dan lama kelamaan pun mati.โ€ Tafsir Al Qurโ€™an Al Azhim, Ibnu Katsir, 14 268. Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, โ€œJika hati sudah semakin gelap, maka amat sulit untuk mengenal petunjuk kebenaran.โ€ Ad Daaโ€™ wad Dawaaโ€™,107. Al Fudhail bin Iyadh berkata, ุจู‚ุฏุฑ ู…ุง ูŠุตุบุฑ ุงู„ุฐู†ุจ ุนู†ุฏูƒ ูŠุนุธู… ุนู†ุฏ ุงู„ู„ู‡ ูˆุจู‚ุฏุฑ ู…ุง ูŠุนุธู… ุนู†ุฏูƒ ูŠุตุบุฑ ุนู†ุฏ ุงู„ู„ู‡ โ€œJika engkau menganggap dosa itu kecil, maka itu sudah dianggap besar di sisi Allah. Sebaliknya, jika engkau mengganggap dosa itu begitu besar, maka itu akan menjadi ringan di sisi Allah.โ€ Imam Ahmad berkata bahwa beliau pernah mendengar Bilal bin Saโ€™id menuturkan, ู„ุง ุชู†ุธุฑ ุฅู„ู‰ ุตุบุฑ ุงู„ุฎุทูŠุฆุฉ ูˆู„ูƒู† ุงู†ุธุฑ ุฅู„ู‰ ุนุธู… ู…ู† ุนุตูŠุช โ€œJanganlah engkau melihat pada kecilnya dosa. Akan tetapi lihatlah pada agungnya siapa yang engkau maksiati yaitu Allah Taโ€™ala.โ€ Muhammad bin Ibrahim al-Bikri, Dalil Al-Falihin litarqi Riyadhus Shalihin, cet IV, jilid 1, hal 239 Ya Allah, berilah taufik pada kami sehingga mudah melakukan ketaatan dan menjauhi maksiat serta berilah hidayah pada kami untuk giat bertaubat. Semoga Kau bimbing kami tetap dijalan-Mu, serta mendapatkan ilmu yang bermanfaat di dunia maupun di akhirat, amin. Wallahu Taโ€™ala Alam [] Ibnu Alatas Apakata ulama tentang maksiat. Jika manusia seperti kita ini mungkin perbuatan maksiat kepada Allah itu masih suka di lakukan baik yang kadarnya besar maupun kadarnya kecil .Tetapi Allah Subhanahu wa ta'ala dapat mengampuni semua perbuatan Maksiat ini jika hambanya mau bertobat kepadanya.Yang berbahaya itu ketika Manusia sedang berbuat ุงู„ุญู…ุฏ ู„ู„ู‡ ุฑุจู‘ู ุงู„ุนุงู„ู…ูŠู† ูˆุงู„ู’ุนุงู‚ูุจูŽุฉู ู„ูู„ู’ู…ูุชู‘ูŽู‚ูŠู† ูˆู„ุง ุนูุฏู’ูˆุงู†ูŽ ุฅู„ู‘ูŽุง ุนูŽู„ู‰ ุงู„ุธู‘ูŽุงู„ู…ููŠู† ูˆุฃุดู‡ุฏ ุฃู†ู’ ู„ุง ุฅู„ู‡ ุฅู„ุงุงู„ู„ู‡ ูˆุญุฏู‡ ู„ุง ุดุฑูŠูƒ ู„ู‡ ุฑุจู‘ูŽ ุงู„ู’ุนุงู„ู…ูŠู† ูˆุฅู„ูŽู‡ูŽ ุงู„ู…ูุฑู’ุณู„ูŠู† ูˆู‚ูŽูŠู‘ููˆู’ู…ูŽ ุงู„ุณู‘ูŽู…ูˆุงุชู ูˆุงู„ุฃูŽุฑูŽุถููŠู† ูˆุฃุดู‡ุฏ ุฃู† ู…ุญู…ุฏุง ุนุจุฏู‡ ูˆุฑุณูˆู„ู‡ ุงู„ู…ุจุนูˆุซู ุจุงู„ูƒุชุงุจู ุงู„ู…ูุจูŠู† ุงู„ูุงุฑูู‚ู ุจูŽูŠู’ู†ูŽ ุงู„ู‡ูุฏู‰ ูˆุงู„ุถู‘ูŽู„ุงู„ู ูˆุงู„ู’ุบูŽูŠู‘ู ูˆุงู„ุฑู‘ูŽุดุงุฏู ูˆุงู„ุดู‘ูŽูƒู‘ู ูˆูŽุงู„ู’ูŠูŽู‚ููŠู† ูˆุงู„ุตู‘ูŽู„ุงุฉู ูˆุงู„ุณู‘ูŽู„ุงู…ู ุนูŽู„ู‰ ุญูŽุจูู’ูŠุจูู†ุง ูˆ ุดูŽูููŠู’ุนูู†ุง ู…ูุญู…ู‘ูŽุฏู ุณูŽูŠู‘ูุฏู ุงู„ู…ูุฑู’ุณู„ูŠู† ูˆ ุฅู…ุงู…ู ุงู„ู…ู‡ุชูŽุฏูŠู† ูˆ ู‚ุงุฆูุฏู ุงู„ู…ุฌุงู‡ุฏูŠู† ูˆุนู„ู‰ ุขู„ู‡ ูˆุตุญุจู‡ ุจุนุฏุŒ ููŠุงุฃูŠู‡ุง ุงู„ู…ุณู„ู…ูˆู† ุฃูˆุตูŠูƒู… ูˆุฅูŠุงูŠ ุจุชู‚ูˆู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนุฒ ูˆุฌู„ ูˆุงู„ุชู‘ูŽู…ูŽุณู‘ููƒู ุจู‡ุฐุง ุงู„ุฏู‘ููŠู† ุชูŽู…ูŽุณู‘ููƒู‹ุง ู‚ูŽูˆููŠู‘ู‹ุง ูู‚ุงู„ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ููŠ ูƒุชุงุจู‡ ุงู„ูƒุฑูŠู…ุŒ ุฃุนูˆุฐ ุจุงู„ู„ู‡ ู…ู† ุงู„ุดูŠุทุงู† ุงู„ุฑุฌูŠู… โ€œูŠูŽุง ุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ุขูŽู…ูŽู†ููˆุง ุงุชู‘ูŽู‚ููˆุง ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ุญูŽู‚ู‘ูŽ ุชูู‚ูŽุงุชูู‡ู ูˆูŽู„ูŽุง ุชูŽู…ููˆุชูู†ู‘ูŽ ุฅูู„ู‘ูŽุง ูˆูŽุฃูŽู†ู’ุชูู…ู’ ู…ูุณู’ู„ูู…ููˆู†ูŽ โ€œ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู’ู…ูุคู’ู…ูู†ูŽ ุฅูุฐูŽุง ุฃูŽุฐู’ู†ูŽุจูŽ ูƒูŽุงู†ูŽุชู’ ู†ููƒู’ุชูŽุฉูŒ ุณูŽูˆู’ุฏูŽุงุกู ููู‰ ู‚ูŽู„ู’ุจูู‡ู ููŽุฅูู†ู’ ุชูŽุงุจูŽ ูˆูŽู†ูŽุฒูŽุนูŽ ูˆูŽุงุณู’ุชูŽุบู’ููŽุฑูŽ ุตูู‚ูู„ูŽ ู‚ูŽู„ู’ุจูู‡ู ููŽุฅูู†ู’ ุฒูŽุงุฏูŽ ุฒูŽุงุฏูŽุชู’ ููŽุฐูŽู„ููƒูŽ ุงู„ุฑู‘ูŽุงู†ู ุงู„ู‘ูŽุฐูู‰ ุฐูŽูƒูŽุฑูŽู‡ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ููู‰ ูƒูุชูŽุงุจูู‡ู ูƒูŽู„ุงู‘ูŽ ุจูŽู„ู’ ุฑูŽุงู†ูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ู‚ูู„ููˆุจูู‡ูู…ู’ ู…ูŽุง ูƒูŽุงู†ููˆุง ูŠูŽูƒู’ุณูุจููˆู†ูŽ โ€œSeorang mukmin jika berbuat satu dosa, maka ternodalah hatinya dengan senoktah warna hitam. Jika dia bertobat dan beristighfar, hatinya akan kembali putih bersih. Jika ditambah dengan dosa lain, noktah itu pun bertambah hingga menutupi hatinya. Itulah karat yang disebut-sebut Allah dalam ayat, โ€œSekali-kali tidak demikian, sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka.โ€ HR Tarmidzi Maโ€™asyiral muslimin rahimakumullahโ€ฆ Tahukah Anda sekalian apa akibat yang menimpa diri kita jika kita melakukan maksiat? Akibat yang pertama adalah maksiat akan menghalangi diri kita untuk mendapatkan ilmu pengetahuan ุญูุฑู’ู…ุงูŽูŽู†ู ุงู„ู’ุนูู„ู’ู…ู Jamaโ€™ah yang dimuliakan Allahโ€ฆ. Ilmu adalah cahaya yang dipancarkan ke dalam hati. Tapi ketahuilah, kemaksiatan dalam hati kita dapat menghalangi dan memadamkan cahaya itu. Suatu ketika Imam Malik melihat kecerdasan dan daya hafal Imam Syafiโ€™i yang luar biasa. Imam Malik berkata, โ€œAku melihat Allah telah menyiratkan dan memberikan cahaya di hatimu, wahai anakku. Janganlah engkau padamkan cahaya itu dengan maksiat.โ€ Perhatikan, wahai Saudaraku sekalian, Imam Malik menunjukkan kepada kita bahwa pintu ilmu pengetahuan akan tertutup dari hati kita jika kita melakukan maksiat. Akibat yang kedua adalah maksiat akan menghalangi Rezeki ุญูุฑู’ู…ูŽุงู†ู ุงู„ุฑูุฒู’ู‚ู Maโ€™asyiral muslimin rahimakumullahโ€ฆ. Jika ketakwaan adalah penyebab datangnya rezeki, maka meninggalkan ketakwaan berarti menimbulkan kefakiran. Rasulullah saw. pernah bersabda, โ€œSeorang hamba dicegah dari rezeki akibat dosa yang diperbuatnya.โ€ HR. Ahmad Karena itu, wahai Saudaraku sekalian, kita harus meyakini bahwa takwa adalah penyebab yang akan mendatangkan rezeki dan memudahkan rezeki kita. Jika saat ini kita merasakan betapa sulitnya mendapatkan rezeki Allah, maka tinggalkan kemaksiatan! Jangan kita penuhi jiwa kita dengan debu-debu maksiat. Jamaโ€™ah yang dimuliakan Allahโ€ฆ. Akibat ketiga, maksiat membuat kita berjarak dengan Allah. Diriwayatkan ada seorang laki-laki yang mengeluh kepada seorang arif tentang kesunyian jiwanya. Sang arif berpesan, โ€œJika kegersangan hatimu akibat dosa-dosa, maka tinggalkanlah perbuatan dosa itu. Dalam hati kita, tak ada perkara yang lebih pahit daripada kegersangan dosa di atas dosa.โ€ Akibat maksiat yang keempat adalah kita akan punya jarak dengan orang-orang baik. Semakin banyak dan semakin berat maksiat yang kita lakukan, akan semakin jauh pula jarak kita dengan orang-orang baik. Sungguh jiwa kita akan kesepian. Sunyi. Dan jiwa kita yang gersang tanpa sentuhan orang-orang baik itu, akan berdampak pada hubungan kita dengan keluarga, istri, anak-anak, dan bahkan hati nuraninya sendiri. Seorang salaf berkata, โ€œSesungguhnya aku bermaksiat kepada Allah, maka aku lihat pengaruhnya pada perilaku binatang kendaraan dan istriku.โ€ Akibat kelima, maksiat membuat sulit semua urusan kita ุชูŽุนู’ุณููŠู’ุฑู ุฃูู…ููˆู’ุฑูู‡ู Maโ€™asyiral muslimin rahimakumullahโ€ฆ. Jika ketakwaan dapat memudahkan segala urusan, maka kemaksiatan akan mempesulit segala urusan pelakunya. Ketaatan adalah cahaya, sedangkan maksiat adalah gelap gulita. Ibnu Abbas berkata, โ€œSesungguhnya perbuatan baik itu mendatangkan kecerahan pada wajah dan cahaya pada hati, kekuatan badan dan kecintaan. Sebaliknya, perbuatan buruk itu mengundang ketidakceriaan pada raut muka, kegelapan di dalam kubur dan di hati, kelemahan badan, susutnya rezeki dan kebencian makhluk.โ€ Begitulah, wahai Saudaraku, jika kita gemar bermaksiat, semua urusan kita akan menjadi sulit karena semua makhluk di alam semesta benci pada diri kita. Air yang kita minum tidak ridha kita minum. Makanan yang kita makan tidak suka kita makan. Orang-orang tidak mau berurusan dengan kita karena benci. Jamaโ€™ah yang dimuliakan Allahโ€ฆ. Akibat keenam, maksiat melemahkan hati dan badan ุฃูŽู†ูŽ ุงู„ู…ูŽุนุงูŽ ุตููŠ ุชููˆู’ู‡ูู† ุงู„ู‚ูŽู„ู’ุจ ูŽ ูˆ ุงู„ู’ุจูŽุฏูŽู†ูŽ Kekuatan seorang mukmin terpancar dari kekuatan hatinya. Jika hatinya kuat, maka kuatlah badannya. Tapi pelaku maksiat, meskipun badannya kuat, sesungguhnya dia sangat lemah. Tidak ada kekuatan dalam dirinya. Wahai Saudaraku, lihatlah bagaimana menyatunya kekuatan fisik dan hati kaum muslimin pada diri generasi pertama. Para sahabat berhasil mengalahkan kekuatan fisik tentara bangsa Persia dan Romawi padahal para sahabat berperang dalam keadaan berpuasa! Akibat maksiat yang ketujuh adalah kita terhalang untuk taatุญูุฑู’ู…ุงูŽู† ุงู„ุทุงูŽุนูŽุฉู Orang yang melakukan dosa dan maksiat cenderung untuk tidak taat. Orang yang berbuat masiat seperti orang yang satu kali makan, tetapi mengalami sakit berkepanjangan. Sakit itu menghalanginya dari memakan makanan lain yang lebih baik. Begitulah. Jika kita hobi berbuat masiat, kita akan terhalang untuk berbuat taat. Saudaraku yang dimuliakan Allahโ€ฆ. Maksiat memperpendek umur dan menghapus keberkahanุฃู†ูŽ ุงู„ู…ูŽุนุงูŽ ุตููŠ ุชูŽู‚ู’ุตุฑู ุงู„ุนูู…ู’ุฑูŽ ูˆุจุฑูŽูƒูŽุชููŽู‡ู Ini akibat maksiat yang kedelapan. Pada dasarnya, umur manusia dihitung dari masa hidupnya. Padahal, tidak ada kehidupan kecuali jika hidup itu dihabiskan untuk ketaatan, ibadah, cinta, dan dzikir kepada Allah serta mencari keridhaan-Nya. Jika usia kita saat ini 40 tahun. Tiga per empatnya kita isi dengan maksiat. Dalam kacamata iman, usia kita tak lebih hanya 10 tahun saja. Yang 30 tahun adalah kesia-siaan dan tidak memberi berkah sedikitpun. Inilah maksud pendeknya umur pelaku maksiat. Sementara, Imam Nawawi yang hanya diberi usia 30 tahun oleh Allah swt. Usianya begitu panjang. Sebab, hidupnya meski pendek namun berkah. Kitab Riyadhush Shalihin dan Hadits Arbain yang ditulisnya memberinya keberkahan dan usia yang panjang, sebab dibaca oleh manusia dari generasi ke generasi hingga saat ini dan mungkin generasi yang akan datang. Maโ€™asyiral muslimin rahimakumullahโ€ฆ. Akibat kesembilan, maksiat menumbuhkan maksiat lainุงู† ุงู„ู…ูŽุนุงุตููŠ ุชูŽุฒู’ุฑูŽุน ุฃูŽู…ู’ุซุงู„ู‡ุง Seorang ulama salaf berkata, jika seorang hamba melakukan kebaikan, maka hal tersebut akan mendorongnya untuk melakukan kebaikan yang lain dan seterusnya. Dan jika seorang hamba melakukan keburukan, maka dia pun akan cenderung untuk melakukan keburukan yang lain sehingga keburukan itu menjadi kebiasaan bagi pelakunya. Karena itu, hati-hatilah, Saudaraku. Jangan sekali-kali mencoba berbuat maksiat. Kalian akan ketagihan dan tidak bisa lagi berhenti jika sudah jadi kebiasaan! Maksiat mematikan bisikan hati nurani ุถู’ุนููู ุงู„ู‚ูŽู„ู’ุจูŽ Ini akibat berbuat maksiat yang kesepuluh. Maksiat dapat melemahkan hati dari kebaikan. Dan sebaliknya, akan menguatkan kehendak untuk berbuat maksiat yang lain. Maksiat pun dapat memutuskan keinginan hati untuk bertobat. Inilah yang menjadikan penyakit hati paling besar kita tidak bisa mengendalikan hati kita sendiri. Hati kita menjadi liar mengikuti jejak maksiat ke maksiat yang lain. Jika sudah seperti itu, hati kita akan melihat maksiat begitu indah. Tidak ada keburukan sama sekali ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽู†ู’ุณูŽู„ูุฎูŽ ู…ูู†ูŽ ุงู„ู‚ูŽู„ู’ุจู ุฅุณู’ุชูŒู‚ู’ุจูŽุงุญูู‡ุง Jamaโ€™ah yang dimuliakan Allahโ€ฆ. Itulah akibat maksiat yang kesebelas. Tidak ada lagi rasa malu ketika berbuat maksiat. Jika orang sudah biasa berbuat maksiat, ia tidak lagi memandang perbuatan itu sebagai sesuatu yang buruk. Tidak ada lagi rasa malu melakukannya. Bahkan, dengan rasa bangga ia menceritakan kepada orang lain dengan detail semua maksiat yang dilakukannya. Dia telah menganggap ringan dosa yang dilakukannya. Padahal dosa itu demikian besar di mata Allah swt. Para pelaku maksiat yang seperti itu akan menjadi para pewaris umat yang pernah diazab Allah swt. Ini akibat kedua belas yang menimpa pelaku maksiat. ู…ูŠู’ุฑุงูŽุซูŒ ุนูŽู† ู’ ุฃูู…ูŽุฉู ู…ู†ูŽ ุงู„ุฃูู…ูŽู…ู ุงู„ุชููŠ ุฃู‡ู’ู„ูŽูƒูŽู‡ุงูŽ ุงู„ู„ู‡ู Homoseksual adalah maksiat warisan umat nabi Luth Perbuatan curang dengan mengurangi takaran adalah maksiat peninggalan kaum Syuโ€™aib Kesombongan di muka bumi dan menciptakan berbagai kerusakan adalah milik Firโ€™aun dan kaumnya. Sedangkan takabur dan congkak merupakan maksiat warisan kaum Hud Dengan demikian, kita bisa simpulkan bahwa pelaku maksiat zaman sekarang ini adalah pewaris kaum umat terdahulu yang menjadi musuh Allah swt. Dalam musnad Imam Ahmad dari Ibnu Umar disebutkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, โ€œBarangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk golongannya.โ€ Naโ€™udzubillahi min dzalik! Semoga kita bukan salah satu dari mereka. Maโ€™asyiral muslimin rahimakumullahโ€ฆ. Akibat berbuat maksiat yang ketiga belas adalah maksiat menimbulkan kehinaan dan mewariskan kehinadinaan ุฃู† ูŽ ุงู„ู’ู…ูŽุนู’ุตููŠุฉูŽ ุณูŽุจูŽุจูŒ ู„ูู‡ูŽูˆุงู†ู ุงู„ุนูŽุจู’ุฏ ูˆูŽุณูู‚ููˆุทูู‡ ู…ูู† ู’ ุนูŽูŠู’ู†ูู‡ู Kehinaan itu tidak lain adalah akibat perbuatan maksiat kepada Allah sehingga Allah pun menghinakannya. โ€œDan barangsiapa yang dihinakan Allah, maka tidak seorang pun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.โ€ Al-Hajj18. Sedangkan kemaksiatan itu akan melahirkan kehinadinaan. Karena, kemuliaan itu hanya akan muncul dari ketaatan kepada Allah swt. โ€œBarang siapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan ituโ€ฆ.โ€ Al-Faathir10. Seorang Salaf pernah berdoa, โ€œYa Allah, anugerahilah aku kemuliaan melalui ketaatan kepada-Mu; dan janganlah Engkau hina-dinakan aku karena aku bermaksiat kepada-Mu.โ€ Akibat keempat belas, maksiat merusak akal kita ุงูู†ูŽ ุงู’ู„ู…ูŽุนูŽุงุตููŠ ุชููู’ุณูุฏู ุงู„ู’ุนูŽู‚ู’ู„ูŽ Saudaraku yang dimuliakan Allahโ€ฆ. Tidak mungkin akal yang sehat lebih mendahulukan hal-hal yang hina. Ulama salaf berkata, seandainya seseorang itu masih berakal sehat, akal sehatnya itu akan mencegahnya dari kemaksiatan kepada Allah. Dia akan berada dalam genggaman Allah, sementara malaikat menyaksikan, dan nasihat Al-Qurโ€™an pun mencegahnya, begitu pula dengan nasihat keimanan. Tidaklah seseorang melakukan maksiat, kecuali akalnya telah hilang! Akibat kelima belas, maksiat menutup hati. Allah berfirman, โ€œSekali-kali tidak demikian, sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka.โ€ Al-Muthaffifiin14. Imam Hasan mengatakan hal itu sebagai dosa yang berlapis dosa. Ketika dosa dan maksiat telah menumpuk, maka hatinya pun telah tertutup. Akibat keenam belas, pelaku maksiat mendapat laknat Rasulullah saw. Saudaraku sekalian, Rasulullah saw. melaknat perbuatan maksiat seperti mengubah petunjuk jalan, padahal petunjuk jalan itu sangat penting HR Bukhari; melakukan perbuatan homoseksual HR Muslim; menyerupai laki-laki bagi wanita dan menyerupai wanita bagi laki-laki; mengadakan praktik suap-manyuap HR Tarmidzi, dan sebagainya. Karena itu, tinggalkanlah semua itu! Akibat ketujuh belas, maksiat menghalangi syafaat Rasulullah dan Malaikat. Kecuali, bagi mereka yang bertobat dan kembali kepada jalan yang lurus. Allah swt. berfirman, โ€œMalaikat-malaikat yang memikul Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman seraya mengucapkan Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertobat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyla-nyala. Ya Tuhan kami, dan masukkanlah mereka ke dalam surga Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang shalih d iantara bapak-bapak mereka, istri-istri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Dan peliharalah mereka dari balasan kejahatan.โ€ Al-Mukmin 7-9 Akibat kedelapan belas, maksiat melenyapkan rasa malu. Padahal, malu adalah pangkal kebajikan. Jika rasa malu telah hilang dari diri kita, hilangkah seluruh kebaikan dari diri kita. Rasulullah bersabda, โ€œMalu itu merupakan kebaikan seluruhnya. Jika kamu tidak merasa malu, berbuatlah sesukamu.โ€ HR. Bukhari Maโ€™asyiral muslimin rahimakumullahโ€ฆ. Akibat kesembilan belas, maksiat yang kita lakukan adalah bentuk meremehkan Allah. Jika kita melakukan maksiat, disadari atau tidak, rasa untuk mengagungkan Allah perlahan-lahan lenyap dari hati kita. Ketika kita bermaksiat, kita sadari atau tidak, kita telah menganggap remeh adzab Allah. Kita mengacuhkan bahwa Allah Maha Melihat segala perbuatan kita. Sungguh ini kedurhakaan yang luar biasa! Saudaraku yang dimuliakan Allahโ€ฆ. Maksiat memalingkan perhatian Allah atas diri kita. Ini akibat yang kedua puluh. Allah akan membiarkan orang yang terus-menerus berbuat maksiat berteman dengan setan. Allah berfirman, โ€œDan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.โ€ Al-Hasyir 19 Maksiat melenyapkan nikmat dan mendatangkan azab. Ini akibat yang kedua puluh satu. Allah berfirman, โ€œDan apa saja musibah yang menimpa kamu, maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri dan Allah memaafkan sebagian besar dari kesalahan-kesalahanmu.โ€ Asy-Syura 30 Ali berkata, โ€œTidaklah turun bencana melainkan karena dosa. Dan tidaklah bencana lenyap melainkan karena tobat.โ€ Karena itu, bukankah sekarang waktunya bagi kita untuk segera bertobat dan berhenti dari segala maksiat yang kita lakukan? Dan akibat yang terakhir, yang kedua puluh dua, maksiat memalingkan diri kita dari sikap istiqamah. Kita hidup di dunia ini sebenarnya bagaikan seorang pedagang. Dan pedagang yang cerdik tentu akan menjual barangnya kepada pembeli yang sanggup membayar dengan harga tinggi. Saudaraku, siapakah yang sanggup membeli diri kita dengan harga tinggi selain Allah? Allah-lah yang mampu membeli diri kita dengan bayaran kehidupan surga yang abadi. Jika seseorang menjual dirinya dengan imbalan kehidupan dunia yang fana, sungguh ia telah tertipu! Maโ€™asyiral muslimin rahimakumullahโ€ฆ. Renungkan! Renungkanโ€ฆ! Semoga Allah menjaga kita semua dari perbuatan maksiat. Amin. ุจุงุฑูƒ ุงู„ู„ู‡ ู„ู†ุง ูˆู„ูƒู… ููŠ ุงู„ู‚ุฑุขู† ุงู„ุนุธูŠู… ูˆู†ูุนู†ุง ูˆุฅูŠุงูƒู… ุจู…ุง ููŠู‡ ู…ู† ุงู„ุขูŠุงุช ูˆ ุงู„ุฐูƒุฑุงู„ุญูƒูŠู… ูุงุณุชุบูุฑูˆุง ุงู„ู„ู‡ ูุฅู†ู‡ ู‡ูˆ ุงู„ุบููˆุฑ ุงู„ุฑุญูŠู…

Makaia pun melakukan maksiat hingga ia tenggelamkan amalan kebaikan yang telah. Orang yang duduk di dalam masjid menunggu pelaksanaan shalat dan keutamaan (berdiam di) masjid Kitab Adzan. Allah, seorang laki-laki yang diajak berbuat maksiat oleh seorang wanita kaya lagi cantik lalu dia berkata, 'Aku takut kepada Allah', dan seorang yang bersedekah

Oleh Tim kajian dakwah alhikmah ุงู„ุญู…ุฏ ู„ู„ู‡ ุฑุจู‘ู ุงู„ุนุงู„ู…ูŠู† ูˆุงู„ู’ุนุงู‚ูุจูŽุฉู ู„ูู„ู’ู…ูุชู‘ูŽู‚ูŠู† ูˆู„ุง ุนูุฏู’ูˆุงู†ูŽ ุฅู„ู‘ูŽุง ุนูŽู„ู‰ ุงู„ุธู‘ูŽุงู„ู…ููŠู† ูˆุฃุดู‡ุฏ ุฃู†ู’ ู„ุง ุฅู„ู‡ ุฅู„ุงุงู„ู„ู‡ ูˆุญุฏู‡ ู„ุง ุดุฑูŠูƒ ู„ู‡ ุฑุจู‘ูŽ ุงู„ู’ุนุงู„ู…ูŠู† ูˆุฅู„ูŽู‡ูŽ ุงู„ู…ูุฑู’ุณู„ูŠู† ูˆู‚ูŽูŠู‘ููˆู’ู…ูŽ ุงู„ุณู‘ูŽู…ูˆุงุชู ูˆุงู„ุฃูŽุฑูŽุถููŠู† ูˆุฃุดู‡ุฏ ุฃู† ู…ุญู…ุฏุง ุนุจุฏู‡ ูˆุฑุณูˆู„ู‡ ุงู„ู…ุจุนูˆุซู ุจุงู„ูƒุชุงุจู ุงู„ู…ูุจูŠู† ุงู„ูุงุฑูู‚ู ุจูŽูŠู’ู†ูŽ ุงู„ู‡ูุฏู‰ ูˆุงู„ุถู‘ูŽู„ุงู„ู ูˆุงู„ู’ุบูŽูŠู‘ู ูˆุงู„ุฑู‘ูŽุดุงุฏู ูˆุงู„ุดู‘ูŽูƒู‘ู ูˆูŽุงู„ู’ูŠูŽู‚ููŠู† ูˆุงู„ุตู‘ูŽู„ุงุฉู ูˆุงู„ุณู‘ูŽู„ุงู…ู ุนูŽู„ู‰ ุญูŽุจูู’ูŠุจูู†ุง ูˆ ุดูŽูููŠู’ุนูู†ุง ู…ูุญู…ู‘ูŽุฏู ุณูŽูŠู‘ูุฏู ุงู„ู…ูุฑู’ุณู„ูŠู† ูˆ ุฅู…ุงู…ู ุงู„ู…ู‡ุชูŽุฏูŠู† ูˆ ู‚ุงุฆูุฏู ุงู„ู…ุฌุงู‡ุฏูŠู† ูˆุนู„ู‰ ุขู„ู‡ ูˆุตุญุจู‡ ุจุนุฏุŒ ููŠุงุฃูŠู‡ุง ุงู„ู…ุณู„ู…ูˆู† ุฃูˆุตูŠูƒู… ูˆุฅูŠุงูŠ ุจุชู‚ูˆู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนุฒ ูˆุฌู„ ูˆุงู„ุชู‘ูŽู…ูŽุณู‘ููƒู ุจู‡ุฐุง ุงู„ุฏู‘ููŠู† ุชูŽู…ูŽุณู‘ููƒู‹ุง ู‚ูŽูˆููŠู‘ู‹ุง ูู‚ุงู„ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ููŠ ูƒุชุงุจู‡ ุงู„ูƒุฑูŠู…ุŒ ุฃุนูˆุฐ ุจุงู„ู„ู‡ ู…ู† ุงู„ุดูŠุทุงู† ุงู„ุฑุฌูŠู… โ€œูŠูŽุง ุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ุขูŽู…ูŽู†ููˆุง ุงุชู‘ูŽู‚ููˆุง ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ุญูŽู‚ู‘ูŽ ุชูู‚ูŽุงุชูู‡ู ูˆูŽู„ูŽุง ุชูŽู…ููˆุชูู†ู‘ูŽ ุฅูู„ู‘ูŽุง ูˆูŽุฃูŽู†ู’ุชูู…ู’ ู…ูุณู’ู„ูู…ููˆู†ูŽ โ€œ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู’ู…ูุคู’ู…ูู†ูŽ ุฅูุฐูŽุง ุฃูŽุฐู’ู†ูŽุจูŽ ูƒูŽุงู†ูŽุชู’ ู†ููƒู’ุชูŽุฉูŒ ุณูŽูˆู’ุฏูŽุงุกู ููู‰ ู‚ูŽู„ู’ุจูู‡ู ููŽุฅูู†ู’ ุชูŽุงุจูŽ ูˆูŽู†ูŽุฒูŽุนูŽ ูˆูŽุงุณู’ุชูŽุบู’ููŽุฑูŽ ุตูู‚ูู„ูŽ ู‚ูŽู„ู’ุจูู‡ู ููŽุฅูู†ู’ ุฒูŽุงุฏูŽ ุฒูŽุงุฏูŽุชู’ ููŽุฐูŽู„ููƒูŽ ุงู„ุฑู‘ูŽุงู†ู ุงู„ู‘ูŽุฐูู‰ ุฐูŽูƒูŽุฑูŽู‡ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ููู‰ ูƒูุชูŽุงุจูู‡ู ูƒูŽู„ุงู‘ูŽ ุจูŽู„ู’ ุฑูŽุงู†ูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ู‚ูู„ููˆุจูู‡ูู…ู’ ู…ูŽุง ูƒูŽุงู†ููˆุง ูŠูŽูƒู’ุณูุจููˆู†ูŽ ยป. โ€“ โ€œSeorang mukmin jika berbuat satu dosa, maka ternodalah hatinya dengan senoktah warna hitam. Jika dia bertobat dan beristighfar, hatinya akan kembali putih bersih. Jika ditambah dengan dosa lain, noktah itu pun bertambah hingga menutupi hatinya. Itulah karat yang disebut-sebut Allah dalam ayat, โ€œSekali-kali tidak demikian, sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka.โ€ HR Tarmidzi Maโ€™asyiral muslimin rahimakumullahโ€ฆ Tahukah Anda sekalian apa akibat yang menimpa diri kita jika kita melakukan maksiat? Ibnu Qayyim Al-Jauziyah telah meneliti tentang hal ini. Menurutnya, ada 22 akibat yang akan menimpa diri kita. Karena itu, renungkahlah, wahai orang-orang yang berakal! Akibat yang pertama adalah maksiat akan menghalangi diri kita untuk mendapatkan ilmu pengetahuan ุญูุฑู’ู…ุงูŽูŽู†ู ุงู„ู’ุนูู„ู’ู…ู Jamaโ€™ah yang dimuliakan Allahโ€ฆ. Ilmu adalah cahaya yang dipancarkan ke dalam hati. Tapi ketahuilah, kemaksiatan dalam hati kita dapat menghalangi dan memadamkan cahaya itu. Suatu ketika Imam Malik melihat kecerdasan dan daya hafal Imam Syafiโ€™i yang luar biasa. Imam Malik berkata, โ€œAku melihat Allah telah menyiratkan dan memberikan cahaya di hatimu, wahai anakku. Janganlah engkau padamkan cahaya itu dengan maksiat.โ€ Perhatikan, wahai Saudaraku sekalian, Imam Malik menunjukkan kepada kita bahwa pintu ilmu pengetahuan akan tertutup dari hati kita jika kita melakukan maksiat. Akibat yang kedua adalah maksiat akan menghalangi Rezeki ุญูุฑู’ู…ูŽุงู†ู ุงู„ุฑูุฒู’ู‚ู Maโ€™asyiral muslimin rahimakumullahโ€ฆ. Jika ketakwaan adalah penyebab datangnya rezeki, maka meninggalkan ketakwaan berarti menimbulkan kefakiran. Rasulullah saw. pernah bersabda, โ€œSeorang hamba dicegah dari rezeki akibat dosa yang diperbuatnya.โ€ HR. Ahmad Karena itu, wahai Saudaraku sekalian, kita harus meyakini bahwa takwa adalah penyebab yang akan mendatangkan rezeki dan memudahkan rezeki kita. Jika saat ini kita merasakan betapa sulitnya mendapatkan rezeki Allah, maka tinggalkan kemaksiatan! Jangan kita penuhi jiwa kita dengan debu-debu maksiat. Jamaโ€™ah yang dimuliakan Allahโ€ฆ. Akibat ketiga, maksiat membuat kita berjarak dengan Allah. Diriwayatkan ada seorang laki-laki yang mengeluh kepada seorang arif tentang kesunyian jiwanya. Sang arif berpesan, โ€œJika kegersangan hatimu akibat dosa-dosa, maka tinggalkanlah perbuatan dosa itu. Dalam hati kita, tak ada perkara yang lebih pahit daripada kegersangan dosa di atas dosa.โ€ Akibat maksiat yang keempat adalah kita akan punya jarak dengan orang-orang baik. Semakin banyak dan semakin berat maksiat yang kita lakukan, akan semakin jauh pula jarak kita dengan orang-orang baik. Sungguh jiwa kita akan kesepian. Sunyi. Dan jiwa kita yang gersang tanpa sentuhan orang-orang baik itu, akan berdampak pada hubungan kita dengan keluarga, istri, anak-anak, dan bahkan hati nuraninya sendiri. Seorang salaf berkata, โ€œSesungguhnya aku bermaksiat kepada Allah, maka aku lihat pengaruhnya pada perilaku binatang kendaraan dan istriku.โ€ Akibat kelima, maksiat membuat sulit semua urusan kita ุชูŽุนู’ุณููŠู’ุฑู ุฃูู…ููˆู’ุฑูู‡ู Maโ€™asyiral muslimin rahimakumullahโ€ฆ. Jika ketakwaan dapat memudahkan segala urusan, maka kemaksiatan akan mempesulit segala urusan pelakunya. Ketaatan adalah cahaya, sedangkan maksiat adalah gelap gulita. Ibnu Abbas berkata, โ€œSesungguhnya perbuatan baik itu mendatangkan kecerahan pada wajah dan cahaya pada hati, kekuatan badan dan kecintaan. Sebaliknya, perbuatan buruk itu mengundang ketidakceriaan pada raut muka, kegelapan di dalam kubur dan di hati, kelemahan badan, susutnya rezeki dan kebencian makhluk.โ€ Begitulah, wahai Saudaraku, jika kita gemar bermaksiat, semua urusan kita akan menjadi sulit karena semua makhluk di alam semesta benci pada diri kita. Air yang kita minum tidak ridha kita minum. Makanan yang kita makan tidak suka kita makan. Orang-orang tidak mau berurusan dengan kita karena benci. Jamaโ€™ah yang dimuliakan Allahโ€ฆ. Akibat keenam, maksiat melemahkan hati dan badan ุฃูŽู†ูŽ ุงู„ู…ูŽุนุงูŽ ุตููŠ ุชููˆู’ู‡ูู† ุงู„ู‚ูŽู„ู’ุจ ูŽ ูˆ ุงู„ู’ุจูŽุฏูŽู†ูŽ Kekuatan seorang mukmin terpancar dari kekuatan hatinya. Jika hatinya kuat, maka kuatlah badannya. Tapi pelaku maksiat, meskipun badannya kuat, sesungguhnya dia sangat lemah. Tidak ada kekuatan dalam dirinya. Wahai Saudaraku, lihatlah bagaimana menyatunya kekuatan fisik dan hati kaum muslimin pada diri generasi pertama. Para sahabat berhasil mengalahkan kekuatan fisik tentara bangsa Persia dan Romawi padahal para sahabat berperang dalam keadaan berpuasa! Akibat maksiat yang ketujuh adalah kita terhalang untuk taatุญูุฑู’ู…ุงูŽู† ุงู„ุทุงูŽุนูŽุฉู Orang yang melakukan dosa dan maksiat cenderung untuk tidak taat. Orang yang berbuat masiat seperti orang yang satu kali makan, tetapi mengalami sakit berkepanjangan. Sakit itu menghalanginya dari memakan makanan lain yang lebih baik. Begitulah. Jika kita hobi berbuat masiat, kita akan terhalang untuk berbuat taat. Saudaraku yang dimuliakan Allahโ€ฆ. Maksiat memperpendek umur dan menghapus keberkahanุฃู†ูŽ ุงู„ู…ูŽุนุงูŽ ุตููŠ ุชูŽู‚ู’ุตุฑู ุงู„ุนูู…ู’ุฑูŽ ูˆุจุฑูŽูƒูŽุชููŽู‡ู Ini akibat maksiat yang kedelapan. Pada dasarnya, umur manusia dihitung dari masa hidupnya. Padahal, tidak ada kehidupan kecuali jika hidup itu dihabiskan untuk ketaatan, ibadah, cinta, dan dzikir kepada Allah serta mencari keridhaan-Nya. Jika usia kita saat ini 40 tahun. Tiga per empatnya kita isi dengan maksiat. Dalam kacamata iman, usia kita tak lebih hanya 10 tahun saja. Yang 30 tahun adalah kesia-siaan dan tidak memberi berkah sedikitpun. Inilah maksud pendeknya umur pelaku maksiat. Sementara, Imam Nawawi yang hanya diberi usia 30 tahun oleh Allah swt. Usianya begitu panjang. Sebab, hidupnya meski pendek namun berkah. Kitab Riyadhush Shalihin dan Hadits Arbain yang ditulisnya memberinya keberkahan dan usia yang panjang, sebab dibaca oleh manusia dari generasi ke generasi hingga saat ini dan mungkin generasi yang akan datang. Maโ€™asyiral muslimin rahimakumullahโ€ฆ. Akibat kesembilan, maksiat menumbuhkan maksiat lainุงู† ุงู„ู…ูŽุนุงุตููŠ ุชูŽุฒู’ุฑูŽุน ุฃูŽู…ู’ุซุงู„ู‡ุง Seorang ulama salaf berkata, jika seorang hamba melakukan kebaikan, maka hal tersebut akan mendorongnya untuk melakukan kebaikan yang lain dan seterusnya. Dan jika seorang hamba melakukan keburukan, maka dia pun akan cenderung untuk melakukan keburukan yang lain sehingga keburukan itu menjadi kebiasaan bagi pelakunya. Karena itu, hati-hatilah, Saudaraku. Jangan sekali-kali mencoba berbuat maksiat. Kalian akan ketagihan dan tidak bisa lagi berhenti jika sudah jadi kebiasaan! Maksiat mematikan bisikan hati nurani ุถู’ุนููู ุงู„ู‚ูŽู„ู’ุจูŽ Ini akibat berbuat maksiat yang kesepuluh. Maksiat dapat melemahkan hati dari kebaikan. Dan sebaliknya, akan menguatkan kehendak untuk berbuat maksiat yang lain. Maksiat pun dapat memutuskan keinginan hati untuk bertobat. Inilah yang menjadikan penyakit hati paling besar kita tidak bisa mengendalikan hati kita sendiri. Hati kita menjadi liar mengikuti jejak maksiat ke maksiat yang lain. Jika sudah seperti itu, hati kita akan melihat maksiat begitu indah. Tidak ada keburukan sama sekali ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽู†ู’ุณูŽู„ูุฎูŽ ู…ูู†ูŽ ุงู„ู‚ูŽู„ู’ุจู ุฅุณู’ุชูŒู‚ู’ุจูŽุงุญูู‡ุง Jamaโ€™ah yang dimuliakan Allahโ€ฆ. Itulah akibat maksiat yang kesebelas. Tidak ada lagi rasa malu ketika berbuat maksiat. Jika orang sudah biasa berbuat maksiat, ia tidak lagi memandang perbuatan itu sebagai sesuatu yang buruk. Tidak ada lagi rasa malu melakukannya. Bahkan, dengan rasa bangga ia menceritakan kepada orang lain dengan detail semua maksiat yang dilakukannya. Dia telah menganggap ringan dosa yang dilakukannya. Padahal dosa itu demikian besar di mata Allah swt. Para pelaku maksiat yang seperti itu akan menjadi para pewaris umat yang pernah diazab Allah swt. Ini akibat kedua belas yang menimpa pelaku maksiat. ู…ูŠู’ุฑุงูŽุซูŒ ุนูŽู† ู’ ุฃูู…ูŽุฉู ู…ู†ูŽ ุงู„ุฃูู…ูŽู…ู ุงู„ุชููŠ ุฃู‡ู’ู„ูŽูƒูŽู‡ุงูŽ ุงู„ู„ู‡ู Homoseksual adalah maksiat warisan umat nabi Luth Perbuatan curang dengan mengurangi takaran adalah maksiat peninggalan kaum Syuโ€™aib Kesombongan di muka bumi dan menciptakan berbagai kerusakan adalah milik Firโ€™aun dan kaumnya. Sedangkan takabur dan congkak merupakan maksiat warisan kaum Hud Dengan demikian, kita bisa simpulkan bahwa pelaku maksiat zaman sekarang ini adalah pewaris kaum umat terdahulu yang menjadi musuh Allah swt. Dalam musnad Imam Ahmad dari Ibnu Umar disebutkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, โ€œBarangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk golongannya.โ€ Naโ€™udzubillahi min dzalik! Semoga kita bukan salah satu dari mereka. Maโ€™asyiral muslimin rahimakumullahโ€ฆ. Akibat berbuat maksiat yang ketiga belas adalah maksiat menimbulkan kehinaan dan mewariskan kehinadinaan ุฃู† ูŽ ุงู„ู’ู…ูŽุนู’ุตููŠุฉูŽ ุณูŽุจูŽุจูŒ ู„ูู‡ูŽูˆุงู†ู ุงู„ุนูŽุจู’ุฏ ูˆูŽุณูู‚ููˆุทูู‡ ู…ูู† ู’ ุนูŽูŠู’ู†ูู‡ู Kehinaan itu tidak lain adalah akibat perbuatan maksiat kepada Allah sehingga Allah pun menghinakannya. โ€œDan barangsiapa yang dihinakan Allah, maka tidak seorang pun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.โ€ Al-Hajj18. Sedangkan kemaksiatan itu akan melahirkan kehinadinaan. Karena, kemuliaan itu hanya akan muncul dari ketaatan kepada Allah swt. โ€œBarang siapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan ituโ€ฆ.โ€ Al-Faathir10. Seorang Salaf pernah berdoa, โ€œYa Allah, anugerahilah aku kemuliaan melalui ketaatan kepada-Mu; dan janganlah Engkau hina-dinakan aku karena aku bermaksiat kepada-Mu.โ€ Akibat keempat belas, maksiat merusak akal kita ุงูู†ูŽ ุงู’ู„ู…ูŽุนูŽุงุตููŠ ุชููู’ุณูุฏู ุงู„ู’ุนูŽู‚ู’ู„ูŽ Saudaraku yang dimuliakan Allahโ€ฆ. Tidak mungkin akal yang sehat lebih mendahulukan hal-hal yang hina. Ulama salaf berkata, seandainya seseorang itu masih berakal sehat, akal sehatnya itu akan mencegahnya dari kemaksiatan kepada Allah. Dia akan berada dalam genggaman Allah, sementara malaikat menyaksikan, dan nasihat Al-Qurโ€™an pun mencegahnya, begitu pula dengan nasihat keimanan. Tidaklah seseorang melakukan maksiat, kecuali akalnya telah hilang! Akibat kelima belas, maksiat menutup hati. Allah berfirman, โ€œSekali-kali tidak demikian, sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka.โ€ Al-Muthaffifiin14. Imam Hasan mengatakan hal itu sebagai dosa yang berlapis dosa. Ketika dosa dan maksiat telah menumpuk, maka hatinya pun telah tertutup. Akibat keenam belas, pelaku maksiat mendapat laknat Rasulullah saw. Saudaraku sekalian, Rasulullah saw. melaknat perbuatan maksiat seperti mengubah petunjuk jalan, padahal petunjuk jalan itu sangat penting HR Bukhari; melakukan perbuatan homoseksual HR Muslim; menyerupai laki-laki bagi wanita dan menyerupai wanita bagi laki-laki; mengadakan praktik suap-manyuap HR Tarmidzi, dan sebagainya. Karena itu, tinggalkanlah semua itu! Akibat ketujuh belas, maksiat menghalangi syafaat Rasulullah dan Malaikat. Kecuali, bagi mereka yang bertobat dan kembali kepada jalan yang lurus. Allah swt. berfirman, โ€œMalaikat-malaikat yang memikul Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman seraya mengucapkan Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertobat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyla-nyala. Ya Tuhan kami, dan masukkanlah mereka ke dalam surga Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang shalih d iantara bapak-bapak mereka, istri-istri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Dan peliharalah mereka dari balasan kejahatan.โ€ Al-Mukmin 7-9 Akibat kedelapan belas, maksiat melenyapkan rasa malu. Padahal, malu adalah pangkal kebajikan. Jika rasa malu telah hilang dari diri kita, hilangkah seluruh kebaikan dari diri kita. Rasulullah bersabda, โ€œMalu itu merupakan kebaikan seluruhnya. Jika kamu tidak merasa malu, berbuatlah sesukamu.โ€ HR. Bukhari Maโ€™asyiral muslimin rahimakumullahโ€ฆ. Akibat kesembilan belas, maksiat yang kita lakukan adalah bentuk meremehkan Allah. Jika kita melakukan maksiat, disadari atau tidak, rasa untuk mengagungkan Allah perlahan-lahan lenyap dari hati kita. Ketika kita bermaksiat, kita sadari atau tidak, kita telah menganggap remeh adzab Allah. Kita mengacuhkan bahwa Allah Maha Melihat segala perbuatan kita. Sungguh ini kedurhakaan yang luar biasa! Saudaraku yang dimuliakan Allahโ€ฆ. Maksiat memalingkan perhatian Allah atas diri kita. Ini akibat yang kedua puluh. Allah akan membiarkan orang yang terus-menerus berbuat maksiat berteman dengan setan. Allah berfirman, โ€œDan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.โ€ Al-Hasyir 19 Maksiat melenyapkan nikmat dan mendatangkan azab. Ini akibat yang kedua puluh satu. Allah berfirman, โ€œDan apa saja musibah yang menimpa kamu, maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri dan Allah memaafkan sebagian besar dari kesalahan-kesalahanmu.โ€ Asy-Syura 30 Ali berkata, โ€œTidaklah turun bencana melainkan karena dosa. Dan tidaklah bencana lenyap melainkan karena tobat.โ€ Karena itu, bukankah sekarang waktunya bagi kita untuk segera bertobat dan berhenti dari segala maksiat yang kita lakukan? Dan akibat yang terakhir, yang kedua puluh dua, maksiat memalingkan diri kita dari sikap istiqamah. Kita hidup di dunia ini sebenarnya bagaikan seorang pedagang. Dan pedagang yang cerdik tentu akan menjual barangnya kepada pembeli yang sanggup membayar dengan harga tinggi. Saudaraku, siapakah yang sanggup membeli diri kita dengan harga tinggi selain Allah? Allah-lah yang mampu membeli diri kita dengan bayaran kehidupan surga yang abadi. Jika seseorang menjual dirinya dengan imbalan kehidupan dunia yang fana, sungguh ia telah tertipu! Maโ€™asyiral muslimin rahimakumullahโ€ฆ. Renungkan! Renungkanโ€ฆ! Semoga Allah menjaga kita semua dari perbuatan maksiat. Amin. dkwt ุจุงุฑูƒ ุงู„ู„ู‡ ู„ู†ุง ูˆู„ูƒู… ููŠ ุงู„ู‚ุฑุขู† ุงู„ุนุธูŠู… ูˆู†ูุนู†ุง ูˆุฅูŠุงูƒู… ุจู…ุง ููŠู‡ ู…ู† ุงู„ุขูŠุงุช ูˆ ุงู„ุฐูƒุฑุงู„ุญูƒูŠู… ูุงุณุชุบูุฑูˆุง ุงู„ู„ู‡ ูุฅู†ู‡ ู‡ูˆ ุงู„ุบููˆุฑ ุงู„ุฑุญูŠู… download
MaksiatMenghalangi Masuknya Ilmu. Foto: Sciencealert. Ilmu merupakan cahaya yang Allah masukkan ke dalam hati. REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Maksiat memiliki berbagai dampak yang buruk, tercela, serta membahayakan hati dan badan di dunia maupun di akhirat. Jumlah maksiat tidak diketahui secara pasti, kecuali oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala semata.
Sudah maโ€™ruf perkataan Imam Syafiโ€™i di tengah-tengah kita mengenai jeleknya hafalan karena sebab maksiat. Tulisan ini sebagai ibrah bagi kita bahwa maksiat bisa mempengaruhi jeleknya hafalan dan mengganggu ibadah kita karena cahaya Allah akan menjauh dari pelaku maksiat.. Imam Syafiโ€™i rahimahullah pernah berkata, ุดูŽูƒูŽูˆู’ุช ุฅู„ูŽู‰ ูˆูŽูƒููŠุนู ุณููˆุกูŽ ุญููู’ุธููŠ ููŽุฃูŽุฑู’ุดูŽุฏูŽู†ููŠ ุฅู„ูŽู‰ ุชูŽุฑู’ูƒู ุงู„ู’ู…ูŽุนูŽุงุตููŠ ูˆูŽุฃูŽุฎู’ุจูŽุฑูŽู†ููŠ ุจูุฃูŽู†ู‘ูŽ ุงู„ู’ุนูู„ู’ู…ูŽ ู†ููˆุฑูŒ ูˆูŽู†ููˆุฑู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ู„ูŽุง ูŠูู‡ู’ุฏูŽู‰ ู„ูุนูŽุงุตููŠ โ€œAku pernah mengadukan kepada Wakiโ€™ tentang jeleknya hafalanku. Lalu beliau menunjukiku untuk meninggalkan maksiat. Beliau memberitahukan padaku bahwa ilmu adalah cahaya dan cahaya Allah tidaklah mungkin diberikan pada ahli maksiat.โ€ Iโ€™anatuth Tholibin, 2 190. Padahal Imam Syafiโ€™i sebenarnya orang yang hafalannya sungguh amat luar biasa. Diriwayatkan dari Imam Asy Syafiโ€™i, ia berkata, โ€œAku telah menghafalkan Al Qurโ€™an ketika berumur 7 tahun. Aku pun telah menghafal kitab Al Muwathoโ€™ ketika berumur 10 tahun. Ketika berusia 15 tahun, aku pun sudah berfatwa.โ€ Thorh At Tatsrib, 1 95-96. Sungguh luar biasa hafalan beliau rahimahullah. Namun kenapa hafalan beliau bisa terganggu? Ketika itu Imam Syafiโ€™i mengadukan pada gurunya Wakiโ€™. Beliau berkata, โ€œWahai guruku, aku tidak dapat mengulangi hafalanku dengan cepat. Apa sebabnya?โ€ Gurunya, Wakiโ€™ lantas berkata, โ€œEngkau pasti pernah melakukan suatu dosa. Cobalah engkau merenungkan kembali!โ€ Imam Syafiโ€™i pun merenung, ia merenungkan keadaan dirinya, โ€œApa yah dosa yang kira-kira telah kuperbuat?โ€ Beliau pun teringat bahwa pernah suatu saat beliau melihat seorang wanita tanpa sengaja yang sedang menaiki kendaraannya, lantas tersingkap pahanya [ada pula yang mengatakan yang terlihat adalah mata kakinya]. Lantas setelah itu beliau memalingkan wajahnya. Lantas keluarlah syaโ€™ir yang diucapkan di atas. Inilah tanda waroโ€™ dari Imam Asy Syafiโ€™i, yaitu kehati-hatian beliau dari maksiat. Beliau melihat kaki wanita yang tidak halal baginya, lantas beliau menyebut dirinya bermaksiat. Sehingga ia lupa terhadap apa yang telah ia hafalkan. [1] Hafalan beliau bisa terganggu karena ketidak-sengajaan. Itu pun sudah mempengaruhi hafalan beliau. Bagaimana lagi pada orang yang senang melihat wajah wanita, aurat mereka atau bahkan melihat bagian dalam tubuh mereka?! Sungguh, kita memang benar-benar telah terlena dengan maksiat. Lantas maksiat tersebut menutupi hati kita sehingga kita pun sulit melakukan ketaatan, malas untuk beribadah, juga sulit dalam hafalan Al Qurโ€™an dan hafalan ilmu lainnya. Allah Taโ€™ala berfirman, ูƒูŽู„ู‘ูŽุง ุจูŽู„ู’ ุฑูŽุงู†ูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ู‚ูู„ููˆุจูู‡ูู…ู’ ู…ูŽุง ูƒูŽุงู†ููˆุง ูŠูŽูƒู’ุณูุจููˆู†ูŽ โ€œSekali-kali tidak demikian, sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.โ€ QS. Al Muthoffifin 14. Al Hasan Al Bashri rahimahullah berkata, โ€œYang dimaksudkan dalam ayat tersebut adalah dosa di atas tumpukan dosa sehingga bisa membuat hati itu gelap dan lama kelamaan pun mati.โ€ Tafsir Al Qurโ€™an Al Azhim, Ibnu Katsir, 14 268. Mujahid rahimahullah mengatakan, โ€œHati itu seperti telapak tangan. Awalnya ia dalam keadaan terbuka dan jika berbuat dosa, maka telapak tangan tersebut akan tergenggam. Jika berbuat dosa, maka jari-jemari perlahan-lahan akan menutup telapak tangan tersebut. Jika ia berbuat dosa lagi, maka jari lainnya akan menutup telapak tangan tadi. Akhirnya seluruh telapak tangan tadi tertutupi oleh jari-jemari.โ€ Fathul Qodir, Asy Syaukani, Mawqiโ€™ At Tafasir, 7 442. Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, โ€œJika hati sudah semakin gelap, maka amat sulit untuk mengenal petunjuk kebenaran.โ€ Ad Daaโ€™ wad Dawaaโ€™,107. Al Fudhail bin Iyadh berkata, ุจู‚ุฏุฑ ู…ุง ูŠุตุบุฑ ุงู„ุฐู†ุจ ุนู†ุฏูƒ ูŠุนุธู… ุนู†ุฏ ุงู„ู„ู‡ ูˆุจู‚ุฏุฑ ู…ุง ูŠุนุธู… ุนู†ุฏูƒ ูŠุตุบุฑ ุนู†ุฏ ุงู„ู„ู‡ โ€œJika engkau menganggap dosa itu kecil, maka itu sudah dianggap besar di sisi Allah. Sebaliknya, jika engkau mengganggap dosa itu begitu besar, maka itu akan menjadi ringan di sisi Allah.โ€ Imam Ahmad berkata bahwa beliau pernah mendengar Bilal bin Saโ€™id menuturkan, ู„ุง ุชู†ุธุฑ ุฅู„ู‰ ุตุบุฑ ุงู„ุฎุทูŠุฆุฉ ูˆู„ูƒู† ุงู†ุธุฑ ุฅู„ู‰ ุนุธู… ู…ู† ุนุตูŠุช โ€œJanganlah engkau melihat pada kecilnya dosa. Akan tetapi lihatlah pada agungnya siapa yang engkau maksiati yaitu Allah Taโ€™ala.โ€[2] Ya Allah, berilah taufik pada kami untuk mudah melakukan ketaatan dan menjauhi maksiat serta berilah hidayah pada kami untuk giat bertaubat. ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุฅูู†ู‘ูู‰ ุฃูŽุณู’ุฃูŽู„ููƒูŽ ููุนู’ู„ูŽ ุงู„ู’ุฎูŽูŠู’ุฑูŽุงุชู ูˆูŽุชูŽุฑู’ูƒูŽ ุงู„ู’ู…ูู†ู’ูƒูŽุฑูŽุงุชู Allahumma inni as-aluka fiโ€™lal khoiroot, wa tarkal munkaroot. Ya Allah, aku memohon kepada-Mu untuk mudah melakukan berbagai kebajikan dan meninggalkan berbagai kemungkaran. Wallahu waliyyut taufiq was sadaad. Sabic Lab, Riyadh KSA 23 Dzulhijjah 1432 H Baca Juga Ilmu Agama itu Bagai Cahaya Penerang Meninggalkan Sesuatu Karena Allah [1] Kisah di atas penulis olah dari tulisan pada link [2] Dua perkataan penulis nukil dari link yang sama. MaksiatMenghalangi Cahaya Ilmu. Penulis. Artikel Sofyan Chalid bin Idham Ruray - August 1, 2020. 0. 296. Share. Facebook. "Dan bertakwalah kepada Allah; dan Allah akan mengajarimu." [Al-Baqoroh: 282] ada yang dapat menjadi sebab yang menghalangi ilmu yang bermanfaat atau sebagiannya, bahkan dapat menjadi sebab terlupanya ilmu yang Eramuslim โ€“ Maksiat memiliki berbagai dampak yang buruk, tercela, serta membahayakan hati dan badan di dunia maupun di akhirat. Jumlah maksiat tidak diketahui secara pasti, kecuali oleh Allah Subhanahu wa Taโ€™ala semata. Dikutip dari buku Ad-Daa wad Dawaa karya Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, di antara dampak kemaksiatan yang dimaksud salah satunya menghalangi masuknya ilmu. Ilmu merupakan cahaya yang Allah masukkan ke dalam hati, sedangkan maksiat merupakan pemadam cahaya tersebut. Ketika Imam asy-Syafii duduk sambil membacakan sesuatu di hadapan Imam Malik, kecerdasan dan kesempurnaan pemahamannya membuat syaikh ini tercengang. Beliau pun berujar, โ€œSesungguhnya aku memandang Allah telah memasukkan cahaya ke dalam hatimu, maka janganlah kamu memadamkan cahaya tersebut dengan kegelapan maksiatโ€. Imam asy-Syafiโ€™i berkata dalam syairnya, ุดูƒูˆุช ุฅู„ู‰ ูˆูƒูŠุน ุณูˆุก ุญูุธูŠ ุŒ ูุฃุฑุดุฏู†ูŠ ุฅู„ู‰ ุชุฑูƒ ุงู„ู…ุนุง ุตูŠ ูˆู‚ุงู„ ุงุนู„ู… ุจุฃู† ุงู„ุนู„ู… ูุถู„ ุŒ ูˆูุถู„ ุงู„ู„ู‡ ู„ุง ูŠุคุชุงู‡ ุนุงุต โ€œAku mengadu kepada Wakiโ€™ tentang buruknya hafalanku. Dia menasehatiku agar aku tinggalkan kemaksiatan. Dia pun berkata Ketahuilah, sesungguhnya ilmu itu karunia. Dan karunia Allah tidak akan diberikan pada orang bermaksiat,โ€ Diwan asy-syafii, al-Fawa-idul Bahiyyah dan Syarh Tsulatsiyyatil Musnad. rol
Haditsini hendaknya kita renungkan baik-baik karena ini merupakan hadits yang penting dan agung. Dalam hadits ini terdapat motivasi untuk mempelajari ilmu agama dan penyebutan keutamaan bagi orang yang Allah beri taufik untuk menempuh jalan dalam rangka menuntut ilmu. Beberapa faidah penting dari hadits ini di antaranya : Daftar Isi sembunyikan.
- Banyak sekali doa yang telah diajarkan oleh Rasulullah ๏ทบ kepada umatnya. Salah satunya adalah doa agar terhindar dari perbuatan maksiat. Penting sekali umat muslim untuk membaca doa ini, lebih-lebih bagi mereka yang sedang menuntut ilmu. Maksiat dapat menghalangi seseorang untuk mendapatkan ilmu yang jernih. Sebenarnya doa ini bukanlah doa untuk terhindar dari maksiat, namun agar diberi rasa takut kepada Allah ๏ทป, sehingga keinginan maksiat menjadi hilang karena rasa takut tersebut. Baca Juga Doa Nabi Ibrahim Ini Pantas Membuat Kita Malu! Doanya Ada Dalam Al Quran ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุงู‚ู’ุณูู…ู’ ู„ูŽู†ูŽุง ู…ูู†ู’ ุฎูŽุดู’ูŠูŽุชููƒูŽ ู…ูŽุง ูŠูŽุญููˆู„ู ุจูŽูŠู’ู†ูŽู†ูŽุง ูˆูŽุจูŽูŠู’ู†ูŽ ู…ูŽุนูŽุงุตููŠูƒูŽ ุŒ ูˆูŽู…ูู†ู’ ุทูŽุงุนูŽุชููƒูŽ ู…ูŽุง ุชูุจูŽู„ู‘ูุบูู†ูŽุง ุจูู‡ู ุฌูŽู†ู‘ูŽุชูŽูƒูŽ ุŒ ูˆูŽู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ูŠูŽู‚ููŠู†ู ู…ูŽุง ุชูู‡ูŽูˆู‘ูู†ู ุจูู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู†ูŽุง ู…ูุตููŠุจูŽุงุชู ุงู„ุฏู‘ูู†ู’ูŠูŽุง ูˆูŽู…ูŽุชู‘ูุนู’ู†ูŽุง ุจูุฃูŽุณู’ู…ูŽุงุนูู†ูŽุง ูˆูŽุฃูŽุจู’ุตูŽุงุฑูู†ูŽุง ูˆูŽู‚ููˆู‘ูŽุชูู†ูŽุง ู…ูŽุง ุฃูŽุญู’ูŠูŽูŠู’ุชูŽู†ูŽุง ูˆูŽุงุฌู’ุนูŽู„ู’ู‡ู ุงู„ู’ูˆูŽุงุฑูุซูŽ ู…ูู†ู‘ูŽุง ูˆูŽุงุฌู’ุนูŽู„ู’ ุซูŽุฃู’ุฑูŽู†ูŽุง ุนูŽู„ูŽู‰ ู…ูŽู†ู’ ุธูŽู„ูŽู…ูŽู†ูŽุง ูˆูŽุงู†ู’ุตูุฑู’ู†ูŽุง ุนูŽู„ูŽู‰ ู…ูŽู†ู’ ุนูŽุงุฏูŽุงู†ูŽุง ูˆูŽู„ุงูŽ ุชูŽุฌู’ุนูŽู„ู’ ู…ูุตููŠุจูŽุชูŽู†ูŽุง ููู‰ ุฏููŠู†ูู†ูŽุง ูˆูŽู„ุงูŽ ุชูŽุฌู’ุนูŽู„ู ุงู„ุฏู‘ูู†ู’ูŠูŽุง ุฃูŽูƒู’ุจูŽุฑูŽ ู‡ูŽู…ู‘ูู†ูŽุง ูˆูŽู„ุงูŽ ู…ูŽุจู’ู„ูŽุบูŽ ุนูู„ู’ู…ูู†ูŽุง ูˆูŽู„ุงูŽ ุชูุณูŽู„ู‘ูุทู’ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู†ูŽุง ู…ูŽู†ู’ ู„ุงูŽ ูŠูŽุฑู’ุญูŽู…ูู†ูŽุง โ€œYa Allah, anugerahkanlah kepada kami rasa takut kepada-Mu yang menghalangi kami dari bermaksiat kepada-Mu, dan ketaatan kepada-Mu yang mengantarkan kami kepada surga-Mu, dan keyakinan yang dapat meringankan musibah-musibah dunia. Berilah kenikmatan kepada kami dengan pendengaran kami, penglihatan kami dan kekuatan kami selama Engkau menghidupkan kami, dan jadikanlah itu sebagai warisan dari kami. Terkini
.
  • fj8r07jxl6.pages.dev/307
  • fj8r07jxl6.pages.dev/481
  • fj8r07jxl6.pages.dev/113
  • fj8r07jxl6.pages.dev/366
  • fj8r07jxl6.pages.dev/783
  • fj8r07jxl6.pages.dev/370
  • fj8r07jxl6.pages.dev/305
  • fj8r07jxl6.pages.dev/841
  • fj8r07jxl6.pages.dev/236
  • fj8r07jxl6.pages.dev/662
  • fj8r07jxl6.pages.dev/504
  • fj8r07jxl6.pages.dev/808
  • fj8r07jxl6.pages.dev/754
  • fj8r07jxl6.pages.dev/544
  • fj8r07jxl6.pages.dev/515
  • hadits tentang maksiat kepada allah dapat menghalangi ilmu